Senin, 09 Mei 2016

Kemping Semalam di Camping Ground Suaka Elang

Rencana main ke tempat-tempat indah di Bogor sudah menumpuk di otak kita berdua. Sayangnya, kembali lagi kesibukan kita berdua yang sangat amat susah nyari waktu luang buat kita nikmatin traveling. Bukannya so sibuk, tapi emang beneran asli sibuk.

Hingga suatu malam, seperti biasa temen kampus Farhan ngajak maen, setelah dulu kita semua maen ke leuwi sekarang kita bakalan kemping.... Yeeeaaahh! Kita semua bakalan kemping di Camping Ground Suaka Elang di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Kampung Loji, Kecamatan Cigombong. Ituloh yang terkenal dengan jembatan kayu layang dan penangkara elangnya. Tapi, saat itu aku lagi UTS. Akhirnya diputuskan kita semua berangkat setelah aku beres UTS terakhir, maklum karena aku mahasiswa malam alias kelas karyawan, aku selesai UTS pukul 18.30. temen Farhan berangkat duluan, Farhan jemput aku ke kampus lalu pulang siap-siap dan tanpa basa basi langsung berangkat. Yaps, kita berdua berangkat malam-malam, yaitu pukul 20.30, ekspektasi Farhan, kita berdua bakalan nyampe pukul 22.00, aku dalam hati “Emang sanggup, Ang?”. Dari rumah, kita berangkat melalui jalan Cipaku agar menghindari macet jalan Sukabumi. Kita melalui jalan Pamoyanan, Cihideung, Caringin, Cibadak, Pasir Jaya dan Loji.

Dan, taraaaa... beneran kita nyampe di Kampung Loji pukul 22.00 bahkan kurang. Sebelum ke tempat parkiran, kita berdua harus lewatin jalan turunannya yang luar biasa yaitu bebatuan besar, licin pula karena tadi sore hujan cukup deras, kebayang ‘kan? Dan itu membuat adrenalin kita berdua naik mana keadaan gelap. Tapi, namanya juga anak motor *eh*, Farhan biasa mengatasi semua jalanan rusaknya tanpa masalah walau aku tahu pasti dalam hati Farhan deg-deg an. Lalu, kita berdua langsung dijemput oleh teman-teman Farhan yang sudah datang duluan.

Karena nyampenya malam dan gelap, aku jadi gak bisa lihat daerah sekitar. Yang aku tahu, kita semua lewatin jalan setapak, bendungan sungai, suara air dimana-mana, kebun dan sawah pula. Hanya butuh waktu + 15 menit kita semua sampai di tenda kemping, tak lupa untuk registrasi dan untuk kemping kita dikenakan Rp. 20.000 perorang dan parkir untuk satu motor Rp. 20.000 permalam juga, insyaAlloh aman motornya. Yaps. Di tengah-tengah hutan pinus, temen Farhan yang lain udah bangun 2 tenda buat kita semua tidur dan kita berdua juga udah disiapkan untuk makan malam. Setelah kenyang aku lanjutkn dengan tidur *Alhamdulillah bisa tidur di tenda lagi, di kaki Gunung Salak pula. Have a nice dreams. Hehe*. Sedangkan Farhan dan temen-temennya entahlah mereka sedang apa. Haha.

Langit gelap berganti dengan terang, namun pagi itu matahari enggan menampakkan wujudnya. Tapi, rasanya ada yang aneh sama perutku... dan ternyata ada tamu yang tak diundang. Hm, berharap jangan dulu sakit perut sampai pulang ke rumah. Aamiin.... saat yang laen menikmati dengan mengambil air dan ada juga yang memasang hammock, aku ada rasa penasaran pengen naik hammock kayanya enak dan ternyata aku ga bisa dan jatuh. Asli malu sih ngga tapi kaki beneran sakit. Hihi dasar cewek ingusan lu, Na! Oke mending aku menikmati paginya dengan menggoreng baso dan singkong aja. Nyam. Kita semua makan.
Aku masak, yang laen foto-foto
Candid ajalah
Yang motoin, joommbbs? Iseng banget
Nah, setelah kenyang kita siap-siap untuk berangkat karena tidak jauh dari tempat camp, ada curug Cibadak, + kita menempuh satu jam perjalanan. Nanjak terus lewatin hutan dan pinggiran jurang.
Setelah sampai dan jreng... jreeng asli curugnya bagus walau gak terlalu deras debit airnya. Gak sabar untuk nyebur dan ternyata airnya dingiiinnn banget dan kalo kita nyender di bebatuan itu berasa dipijit-pijit punggung kita, yaaah itung-itung pijat refleksi. 
Background-nya Curug Cibadak

Dingiiinn airnya!


Riweuh minta fotoin
Setelah kita semua super duper kedinginan, kita lanjut untuk kembali ke camp untuk makan siang.

Aku langsung ganti baju karena tadi lupa gak bawa baju ganti. Dan karena aku cewe satu-stunya, aku mempunyai tanggung jawab untuk masakin Farhan dan temen-temennya, yah walau ngga jago. Maaf yak, untuk nasi pertama terlalu lembek dan nasi kedua agak bau gosong. Tapi yang penting mateng yaaa hihi dan kita semua kenyaaang.
Kita makan dulu yak ala Chef Herliana. Haha

Sebentar lagi kita selesai makan, dan ternyata hujan yang cukup besar turun. Tak usah diaba-abakan lagi, Farhan dan temen-temennya langsung menyelamatkan tenda yang hampir bobrok. Aku yang liatin antara kasian tapi salut juga sama kekompakan mereka semua. Saluuuttt! Tak lama, aku harus ke bawah untuk menunggu di bawah karena mereka mau beres-beres untuk kita siap-siap pulang. Yah, padahal belum sempet liat jembatan dan penangkaran elangnya. Ternyata pas nunggu di posko yang semalem registrasi, tidak jauh dari situ jembatannya, yah efek semalem gak keliatan apa-apa. Nih... tempat yang lagi ngehits! Hihi.
Hutan Pinus
Jembatan kayu gantung

Akibat hujan tadi, bendungan sungai yang semalem kita lewatin sekarang airnya sangat besar dan tidak bisa dilewati dan akhirnya kita diarahkan untuk lewat jalan lain, yaitu kita nyebrangin jembatan yang sangat hits di Bogor bahkan luar Bogor ini. Jembatan gantung ini emang bagus namun sayang sudah agak sedikit rapuh kayunya. Sepanjang jalan pulang, aku baru bisa menikmati perjalanan dengan pemandangan sawah yang luas yang dikelilingi bukit yang semalem aku gak bisa nikmati. Alhamdulillah.
Lukisan sawah hijau nan luas
Kemping semalam di Suaka Elang ini bisa menghilangkan penat aku dari rutinitas, merefreskan sejenak pikiran Farhan dan temen-temennya karena semester akhir dan mematikan rasa galau karena putus cinta yang dialami sebagian temen Farhan.

Nyapih Minara

Meng-ASI-hi Minara Kembali, kekuatan afirmasi positif. Semua doa-doa baik saya sebutkan sejak Minara belum ada di perut saya. Mungkin kalau ...