Rabu, 01 Maret 2017

Mau Hitz Tapi Repot

Sebelum aku nulis blog ini, mungkin aku juga termasuk kedalam yang maksud aku tulis sekarang. Jadi tulisan ini pun sebagai pengingat diri aku sendiri kok. Jadi kalau ada yang baca dan ga akan ada yang bilang “elu kayak yang nggak aja, Her!”.

Jadi begini, akhir-akhir ini banyak anak muda (aku termasuk mungkin sedikit haha) yang tergila-gila hunting tempat baru yang hitzzz, yang foto-able, yang instagram-able banget. Istilahnya (kasarnya) datang ke suatu tempat hanya membeli secangkir teh dan mengambil sejuta foto. Mungkin juga mereka tidak berniat untuk sombong kok, tapi mungkin yaaa, hm mungkin juga mereka hanya untuk menyimpan cadangan ganti dp BBM, WhatsApp, Line, dan untuk di upload ke path, instagram, facebook, twitter, tumblr, friendster (bagi yang masih aktif),  bahkan blog (bagi mereka yang punya), intinya semua media sosial dia bagi rata, biar semua orang di dunia tau, dia pergi ke satu tempat, yaps hanya satu tempat. Jadi niat untuk pergi ke satu tempat untuk berlibur dan refreshing malah jadi paciweuh sama yang namanya foto, bawa HP dengan kamera canggih, kamera DSLR bahkan mungkin dengan 3 lensa lebih lengkap dengan tripodnya, bahkan action camera-pun dia bawa. Ya Tuhan... Mungkin itu semua menjadi hiburan tersendiri bagi mereka yang melakoni itu. 

Fungsi dari media sosial mungkin juga termasuk itu, untuk mengumbar-umbar, yah selain sebagai alat komunikasi itu sendiri. Dan yang lebih anehnya mereka (sekali lagi ini hanya oknum) yang rela mem-broadcast dan sounding temen-temennya biar pada like/ love foto yang mereka upload, setelah foto mereka di-like mereka me-like ulang orang tersebut. Mungkin (lagi) juga biar mereka terlihat eksis, namun dengan membuat dia malu terlebih dahulu dengan melakukan hal yang tadi. Halaaaahhh ribet banget anak gaul zaman sekarang. Jadi niat pergi ke satu tempat malah terbebani oleh itu semua. Balik lagi, itu mungkin juga termasuk hiburan untuk mereka.

Risih. Maksudnya aku risih kalau sampe harus kayak gitu. Maka dari itu sekarang aku mulai melakukan pe-non-aktip-an beberapa media sosial yang aku punya seperti twitter, path, line mugkin selanjutnya instagram. Mungkin yaaa haha. Bukan karena tidak mengikuti zaman, tapi aku tidak mau hidup aku jadi tergantung pada media sosial itu sendiri dan membuat semua orang tahu aku lagi ada dimana dengan melakukan hal apapun. Karena selain ada sisi positif pasti ada sisi negatifnya. Tapi untuk blog aku bakal jalan terus karena kalau aku lagi seneng, sedih, bete, kesel bahkan kalau lagi benci seseorang bisa aku tuangkan semuanya lewat tulisan di blog ini.

Sebenarnya sah-sah saja menggunakan media sosial, tapi gunakanlah sebijaksana mungkin, maksudnya jangan berlebihan. Karena penilaian orang beda. Apalagi jangan pernah (sering) ulpoad foto selfie dengan caption kata-kata bijak. Ingat kalian bukan Mario Teguh. Aku yakin tulisan blog aku kali ini, bener-bener nyinyir. Tapi apa daya hati dan mulut todak bisa berbohong. Hahaha. 
Sekali lagi kalau ada yang merasa kesinggung i am so sorry. Haha, tks.


Nyapih Minara

Meng-ASI-hi Minara Kembali, kekuatan afirmasi positif. Semua doa-doa baik saya sebutkan sejak Minara belum ada di perut saya. Mungkin kalau ...