Minggu, 17 Juni 2018

Umi Aa


Umi Aa, itu panggilan saya terhadap beliau. Entah dari mana awalnya saya bisa memanggil beliau dengan sebutan seperti itu. Beliau merupakan Umi dari Umi saya. Hm, Umi mempunyai adek laki-laki satu-satunya yang masih ada (karena harusnya Umi punya 3 adek laki-laki, namun Alloh lebih sayang mereka sehingga cepat dipanggil). Nah, adek laki-laki Umi itu (Om) saya panggil Aa, seharusnya sih saya panggil Mamang. Mungkin saya dulu salah bergaul, jadi salah panggilan. Karena Umi Aa sekarang hanya mempunyai anak laki-laki satu-satunya, maka tercetuslah nenek saya itu saya panggil Umi Aa (kalo adeknya Umi saya panggilnya dengan panggilan Mamang, mungkin jadinya Umi Mamang, haahha aneh yah). Jadi itu sejarah mengada-ada saya, kenapa manggil nenek menjadi "Umi Aa". Hmmm, netijen paham gak sama cerita saya di atas? Nggak yaa? Oke, abaikan. Kembali ke topik awal tentang Umi Aa,

Umi Aa ini hobinya menghadiri pengajian dan bahkan beliau didaulat oleh Ustad dan ustadzahnya sebagai bendahara, jadi setiap ada acara ziarah, beliau menjadi bendahara tetapnya. Hm, I am proud of you.

Umi Aa emang hobinya pergi sana sini, kayanya kalo diem di rumah aja bukan Umi Aa, kecuali beliau sakit dan terpaksa hanya tiduran di kamar. Selain sering ikut pengajian dan ikut ziarah sana sini, beliau juga terkenal sekampung Rancamaya dan sekitarnya sebagai chef (kepala masak) dalam setiap acara yang diadakan warga. Nggak semua tawaran si Umi terima, bukan karena bayaran atau apapun, namun untuk sekarang karena umur dan kondisi tubuh yang kurang memungkinkan. Karena Umi emang hobinya masak, jadi melakukan hal itu dengan senang hati dan juga saling membantu sesama tetangga, jadi soal bayaran pasti nomor sekian karena beberapa kali juga Umi Aa sempet menolak. Jadi Umi Aa beda dari orang yang lain saat "bantu-bantu" yaa. Hmm kesel.

Oiya, sempet punya keinginan nanti kalau saya nikah, Umi Aa jadi kepala kokinya, namun kasian juga yaah, jadi pengennya Umi Aa duduk manis aja. Hm tapi nanti terserah Umi Aa aja deh. Mandorin aja juga boleh. Hehe. 

Umi Aa juga tau makanan kesukaan saya yaitu nasi hangat, ikan japuh (panggang, goreng ataupun pepes), sayur asem dan sambal, itu adalah kenikmatan yang HQQ yang cucunya kalau makan itu bisa nambah beberapa kali. Haha. Hm, Semarang beliau agak kaget, karena setelah sekian lama, saya makan jengkol lagi a.k.a doyan. Ups. 

Saya sebagai cucu pertamanya, saya memang merasa belum banyak yang bisa saya kasih, saya yang bekerja sambil kuliah masih banyak menyita waktu dan materi untuk hal itu. Saya selalu berdoa untuk Umi Aa selalu sehat, diberikan rezeki yang berkah, awet muda dan selalu dalam lindungan Alloh SWT. Aamiin.

Doain juga untuk cucumu saat ini yang sedang berjuang menempuh semester akhir yaa, doain 2019 cucumu wisuda.


Tertanda cucumu Herliana Yuningsih
Love.

Nyapih Minara

Meng-ASI-hi Minara Kembali, kekuatan afirmasi positif. Semua doa-doa baik saya sebutkan sejak Minara belum ada di perut saya. Mungkin kalau ...