Jumat, 19 April 2019

#Khitbah - Pertemuan Dua Keluarga

Rumah kami memang dekat, namun yah memang belum pernah ada pertemuan khusus antar 2 keluarga ini. Banyak hal yang memang menurut saya belum saatnya kami semua bertemu.

Saya yang sibuk kerja kuliah dan Farhan yang juga sibuk kerja. Walau Mamah pernah beberapa kali ketemu Umi (apalagi adek cowo saya sekolah dengan Mamah wali kelasnya) dan minta Umi datang ke rumah. Cuma saya titip pesan ke Umi jangan dululah, nanti aja. Dan Umi nurut, bukan karena tidak mau silaturahmi, tapi nanti aja. :D

Tiba saatnya, kami memutuskan tanggal 19 April 2019 untuk adanya pertemuan keluarga. Hanya keluarga inti. Saya yang orangnya gak mau ribet dan mau segala sesuatu itu dibuat simpel. Acara diadakan 3 hari setelah ulang tahun saya, bukan karena di sengaja tapi ini super duper dadakan. *Jangan mikir aneh-aneh ya karena dadakan*

Saya memutuskan dekor-dekor dikitlah, biar gak garing banget. Berhubung deket kampus ada toko pernak-pernik, saya beli kertas Yasmin dan doubletip. Untuk lem tembak saya beli di Sh**pe.

Disela-sela kerja dan perkuliahan (lagi-lagi) saya buat dekor-dekor yang ala kadarnya. Yaitu bunga ditambah dedaunan dan inisial nama kami. Sungguh tangan ini sebenernya ga ada nyeni-nyeninya banget alias gak kreatif. Namun, daripada harus beli dan merogok biaya yang lumayan, lebih baik buat sendiri walau sederhana (udah kayak tempat makan Padang aja yak).

Dekorasi tersebut rencana akan di pasang di ruang tengah (yang nanti jadi tempat pertemuan antar keluarga).

Dan taraaaaaaa... inilah hasilnya. Wkwk.



**dekorasi ini sampai sekarang masih terpasang rapih loh guys, walau kadang copot**


Setelah dekorasi selesai, mari kita bahas mengenai jamuan. Masih dengan kesederhanaan. Soal masak-memasak akan diurus oleh Umi, Umi Aa dan Bi Ira (adek pertama Umi).


Yang hadir ada keluarga inti Farhan, Mang Miman, Bi Neng juga Alya.
Dan Keluarga inti Ena, Umi Aa, Bi Ira (walau sibuk di dapur), Abah, Bapak Emus dan juga Ustad Zaenal.

~ Sebelum diadakannya pertemuan ini, beberapa hari sebelumnya Umi Aa sudah konsultasi ke Pak Ustad mengenai tanggal yang kami pilih, namun karena ada perhitungan khusus, tanggal yang kami ajukan ditolak (maceum skripsi sajeu). Yang awalnya 01 September 2019 menjadi 04 Agustus 2019, Hwaaa, dimajukan.

Acara dimulai setelah Magrib, diawali dengan doa. Dilanjut penyampaian maksud dan tujuan. dan penerimaan maksud dan tujuan juga. Memantapkan tanggal. Lalu terakhir makan dan ramah tamah.


Sesimpel itu juga ya, guys. Hihi. Oiya, acara ini tidak ada tuker-tukeran cincin ya pemirsa. Kalau kalian lihat di sini kami pakai cincin, itu cincin boleh pinjam.

Sebelum pulang ada sesi dokumentasi. Kebetulan ada pewarta foto (kakak ipar Farhan), jarang-jarang kan difoto sama pewarta. Hahaha.








Saat itu kami berdua, saya dan Farhan tidak berniat menyebarluaskan foto-foto tersebut dalam jangka waktu dekat. Bukan tidak mau berbagi, tapi kami hanya manusia yang berencana. tapi Alloh yang menentukan.

Karena dalam acara inipun hanya keluarga inti saya dan Farhan saja yang tahu dan diundang. Saya pribadi hanya infokan mba Fitri (seperti kakak sendiri) saja, awalanya mba Fitri mau hadir namun saya menolak dan minta doanya saja. Selebihnya tidak ada yang saya kabari, bukan sombong tapi balik lagi saya ingin khidmat dan memang belum saatnya juga. Mungkin kalau Farhan ada beberapa teman yang Farhan infokan.

Karena sesungguhnya :

“Rahasiakanlah Pertunangan dan Umumkanlah Pernikahan”


Noted : Dipublish atau tidak, itu hak masing-masing setiap pasangan, sih. Jadi lakukanlah apa yang membuat kamu nyaman. Dan menurut saya seperti ini nyaman.


Kadang saya masih antara nyangka dan gak nyangka. Kenapa?
Karena posisi saya masih nyusun skripsi, belum lulus loh guys. Tapi insyaAlloh menikah itu ibadah dan membawa berkah, saya yakinin diri sendiri masih bisa urus segala persiapan dan perintilan soal pernikahan walau sering direcokin masalah skripsi dan kerjaan kantor.

Makanya jangan heran ya disetiap cerita ini, kalian pasti baca kata-kata "kuliah, skrispi, dan teman-temannya".

Oiya sampe lupa, sangking gak pentingnya. Makeup? Gak ada yang nanya makeup gituuuu. Haha.
Dandan sendiri ala minimalis (pucet) karena ga punya alat tempur... :D


***------***
Rasa senang dan syukur pasti muncul setelah melewati proses ini, namun ada sedikit kegalauan saya yang saya rasain. Dipostingan selanjutnya, akan saya ceritakan. :)


Persiapan dimulai......

Nyapih Minara

Meng-ASI-hi Minara Kembali, kekuatan afirmasi positif. Semua doa-doa baik saya sebutkan sejak Minara belum ada di perut saya. Mungkin kalau ...