Merdeka... merdeka... merdekaaaa...
Seperti biasa, dalam rangka memperingati 17 Agustus-an maka semuanya serba merah putih dan seluruh rakyat Indonesia pun ada yang merayakan upacara pengibaran Bendera Merah Putih, ada juga yang mengadakan perlombaan. Termasuk di kampung saya mengadakan acara perlombaan. Di sini saya diberi tugas sebagai sesi dokumentasi, oke fix saya terima karena hobi saya yang seneng jepret sana sini.
Berikut hasil jepretan saya. Dimulai dari lomba balap karung, ada untuk anak-anak perempuan dan laki-laki. Di lomba ini yang untuk anak laki-laki ternyata adik saya mendapatkan juara 1. Untuk perempuan, entah saya lupa.
Dilanjut dengan perlombaan bawa kelereng dengan sendok. Game ini agak lumayan susah karena panasnya terik matahari mengharuskan kita tetap fokus agar membawa kelereng itu ke finish dengan selamat. Banyak kelereng yang jatuh maka banyak pula yang kalah. Tapi pas sesi anak perempuan, ketika temannya yang lain pada kalah tapi dia anteng sendiri sampai finish. Hebat!
Permainan yang satu ini sih agak sedikit repot dan menyebalkan. Lomba mengambil koin di dalam terigu. Seru memang tapi muka anak-anak menjadi cemong dan bekas terigunya itu bertebaran karena banyak yang jail. Alhamdulillah saya sudah pakai masker.
Bukan hanya anak-anak dan remaja, ibu-ibu pun tidak mau kalah dengan mengikuti perlomabaan sepak bola. Di sini seru! Melihat kurang ketidakpahamannya ibu-ibu soal permainan ini. Karena banyak ibu-ibu yang gemes dan memegang bolanya dengan tangan.
Hari semakin panas, namun tidak mengurangi rasa semangat para panitia, para peserta dan juga para warga. Yaps, warga yang menonton pun sangat banyak yang antusias. Panitia pun mengistirahatkan karena waktu sudah masuk solat zuhur.
Karena acara perlombaannya persis di depan rumah, saya pun pulang dan istirahat. Waduh.. saya ketiduran. Dan ternyata acara sudah dimulai. Maka saya segera solat dan siap-siap, jepret sana sini lagi.
Setelah istirahat tadi, dilanjutkan dengan perlombaan sepak bola bapak-bapak. Ah sudah biasa bapak-bapak main bola, eits... kali ini beda, karena bapak-bapaknya diwajibkan menggunakan daster dan kerudung. Duh. Ada-ada saja yaaa. Walaupun sudah pakai daster dan kerudung tapi tetap saja tendangannya kencang, makanya anak-anak jangan mendekat.
Keseruan lainnya dilanjutkan dengan lomba panjat pinang. Lomba ini merupakan lomba yang ditunggu-ditunggu. Lomba ini juga yang menjadi ciri khas ketika merayakan HUT RI. Di sini ada dua pinang, untuk dewasa dan anak-anak. Games ini berlangsung 2 jam lebih. Karena susahnya mencapai puncak. Namun tak sesusah ketika dulu kala para pahlawan memerdekakan Negeri Tercinta kita ini, Indonesia. Dengan susah payah dan kerjasama para peserta, akhirnya panjang pinang dewasa bisa mencapai puncak dan mengambil hadiah yang sudah digantung tadi. Disusul dengan panjang pinang anak-anak yang dibantu orang dewasa juga untuk mencapai puncak.
Mohon maaf untuk foto-foto ketika bapak-bapak main sepak bola dan panjat pinang tak sengaja keformat sebelum saya sebar di blog. *nangis*
Semua perlombaan sudah dilaksanakan dan itulah sedikit permainan-permainan yang sudah menjadi tradisi seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya hadiah yang kita cari, namun kebersamaan dan kekompakan para warga untuk merayakan dan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Semua perlombaan sudah dilaksanakan dan itulah sedikit permainan-permainan yang sudah menjadi tradisi seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya hadiah yang kita cari, namun kebersamaan dan kekompakan para warga untuk merayakan dan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
HUT RI ke-70 Tahun
Rancamaya, 17 Agustus 2015
Photo by : HerlianaYuningsih









