Minggu, 27 Desember 2015

Arung Jeram di Sungai Cisadane

Akhir tahun enaknya ngapain yaaaak? 

Ini kedua kalinya aku diajak Farhan jalan-jalan bareng keluarganya. Mamah, Bapa, Teh Dya dan Teh Fira, semuanya lengkap dan ada satu sepupu Farhan. Tetep selalu ngerasa canggung tapi Bissmillah. Jalan-jalan kita kali ini agak berbeda, waktu libur lebaran lalu kita daki Gunung Papandayan, Garut, kali ini untuk mengisi akhir tahun kita bakalan jalan-jalan di aliran Sungai Cisadane dengan start di Caringin (sebelum Stasiun Maseng). Yeah, akhirnya kesampean juga yaaa. Kita siap untuk arung jeram atau rafting, kita siap untuk basah-basahan, dan kita juga siap untuk panas-panasan. Kali ini spesial, Bapa Farhan siap ikut terjun nemenin kita, kecuali Mamah yang nungguin di gazebo yang disediain oleh provider “ALAMANDA” dibaca Alam(spasi)Anda, itu nama provider yang kita pilih untuk nemenin kita menjajal Sungai Cisadane. Ngomong-ngomong, biaya untuk rafting itu Rp. 200,000 sudah mencakup transportasi dari finish pulang lagi ke start, makan berat, minuman segar dan cemilan. WOOW!
Sebelum kita terjun ke sungainya, kita wajib menggunakan helm, jaket pelampung dan memegang satu dayung (terserah mau dipake atau tidak hehe) sebelum dimulai kita mesti pemasan dulu dan kita juga diberi pengarahan dulu oleh Aa-Aa yang ada di situ dan disetiap perahu karet ditemeni oleh satu pemandu yang siap sedia kerja keras untuk mendayung dan menstabilkan perahu kita pas nyangkut di bebatuan atau bahkan mau kebalik. Ketika pengarahan pun kita dibekali aba-aba seperti maju (berarti dayungnya digerakan ke depan), mundur, boom depan (berarti badan dan kepala kita condong ke depan untuk menghindari ranting pohon), boom belakang, kiri (berarti orang yang di samping kanan geser ke kiri) dan kanan. 
Kami pun dijaga oleh satu perahu yang diisi 3 pemandu yang selalu ngawasin kita dan juga untuk mengambil foto-foto kita semua, jadi kita ga repot untuk foto-foto tapi Farhan juga gak lupa pasang kamera dihelmnya si pemandu untuk video-in kita semua. Seru kan!
Di Sungai Cisadane ada beberapa nama jeram. Tapi maaf aku lupa, aku cuma inget satu jeram yaitu jeram kerinduan. Asli kocak, entahlah kenapa dinamai itu. Menurut aku jeram-jeram itu sudah membuat aku teriak-teriak, apalagi diterakhir ada dam, dimana kita bisa serodotan *bagi yang berani* atau berenang-berenang. Walaupun saat itu Bogor sudah beberapa hari tidak hujan. Kebayang gak sih kalo semalemnya ujan, terus debit air Cisadane sederas apa?

Tak jauh dari dam, ternyata kita sudah mau sampai finish yaitu di daerah Ciletuh. Di finish kita sudah disajikan camilan tahu sumedang (walau lagi di Bogor) dan kelapa ijo muda. Seger. Lalu kita kembali ketemu Mamah dengan mobil pick up (dugul) ke tempat dimana Mamah sudah menunggu. Ternyata ketika kami tibapun, kita sudah disediakan box makan. Ini sih asli sehat, seneng dan kenyang.
Soon, kita jalan-jalan lagi yaaa.


Minggu, 13 Desember 2015

Kita Seperti Air



Air mengalir dari hulu ke hilir, dari mata air ke muara, dengan deras maupun kecil, dengan kencang ataupun lambat, tak kala terkadang terhenti karena tertahan bendungan karung pasir.

Layaknya mereka (Air), semoga cinta inipun akan terus mengalir sampai ke suatu hal yang serius yaitu muara rumahtangga. Meskipun kadang pupundungan dan aambekan menghampiri.

-Muhamad Rizki Farhan-
Aamiin

Nyapih Minara

Meng-ASI-hi Minara Kembali, kekuatan afirmasi positif. Semua doa-doa baik saya sebutkan sejak Minara belum ada di perut saya. Mungkin kalau ...