Kamis, 17 Maret 2016

Perempuan, Angkutan, Pulang Malam dan Kejahatan (?)

Ini hanya tulisan a.k.a curhatan biasa saya yang ngga perlu kalian lihat dari ejaan kamus Bahasa Indonesia yang baik dan benar, atau-pun dari segi nyambung atau tidaknya dari kalimat satu dengan kalimat yang lain, namun yang pasti dari tulisan ini saya ingin berbagi cerita pengalaman dan pribadi saya kepada kalian semua dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Saya ini terlahir di kota yang terkenal dengan hujannya. Untuk kalian yang tinggal di daerah JADETABEK dan Bandung pasti tahu kota apa itu. Yaa... saya tinggal di kota Bogor. Kenapa dijuluki kota hujan? Karena hampir setiap hari walau itu musim kemarau, Bogor selalu dituruni hujan. Selain terkenal dengan kota hujannya, Bogor-pun terkenal dengan kota “sejuta angkot”. Nah, kali ini saya ingin sharing pengalaman saya selama lebih kurang 15 tahun *wuatsaah pengalaman banget* menjadi penumpang angkot di kota Bogor, yaps... saya sejak dari zaman SD berangkat sekolah sudah menggunakan transportasi ini. Banyak orang di Bogor menganggap faktor utama kemacetan kota Bogor yang parah ini yaitu karena merajalelanya angkot di kota Bogor. Saya akui memang angkot di kota Bogor banyak, karena banyaknya jurusan dari berbagai nama daerah di kota Bogor baik itu dari Kotamadya ataupun Kabupaten. Meskipun sudah tercetuskan sistem shift yang artinya ada hari-hari tertentu sebagian angkot diliburkan agar tidak terjadi membludaknya kendaraan. Namun, masih banyak warga yang memilih naik motor ataupun kendaraan pribadi untuk melakukan aktivitas, yang akhirnya membludaknya juga kendaraan pribadi dan motor yang juga ikut menyumbang kemacetan di kota Bogor ini. Apalagi ditambah posisi Bogor yang strategis dekat dengan Jakarta yang menyebabkan juga banyaknya kendaraan berplat B yang menyebar di Bogor. Jadi kayanya masih banyak hal yang harus diperbaiki. Ini sih menurut saya, ngga tahu deh kalau menurut kalian sendiri.
Mungkin faktor utama banyaknya warga yang kurang bahkan tidak suka menggunakan transportasi umum ini karena takut desak-desakan, gerah, panas, macet, dan di angkot juga bisa terjadi tindak kejahatan. Ngomong-ngomong soal tindak kejahatan, beberapa minggu terakhir ini saya pernah melihat dengan mata kepala saya soal isu tersebut.

Yang pertama, waktu itu saya pulang kerja menuju kampus saya naik angkot dari daerah Taman Topi, biasanya saya duduk di samping, atau belakang kursi supir kalau tidak dekat pintu *maklum biar gak mabok karena di situ anginnya lebih banyak* namun saat itu sopirnya lagi ngerokok *huft* dan saya putuskan duduk di belakang. Tapi waktu itu di dalam angkot ada mbak-mbak yang badannya lebih besar dari saya maksudnya gak kurus dengan pakaian yang bisa dibilang kurang bahan *bisa dibayangin kan yaa* dan saya duduk dekat mbak tersebut dengan ada sedikit jarak karena penumpang belum penuh. Nah di depan saya ada anak perempuan masih SMP, lalu angkot melaju untuk mencari penumpang lainnya pada saat di depan salah satu Bank masih di daerah Taman Topi, ada seorang lelaki yang berpakaian rapih dengan tas gendong hitam dan Handphone canggih digenggamannya yang menyerobot duduk antara saya dan mbak yang tadi dan otomatis saya tersingkir seketika dan duduk di samping lelaki tadi. Saat itu posisinya dalam angkot berubah menjadi ada 4 orang kecuali supir dan satu orang  penumpang yang ada di depan. Tiba-tiba aku dan anak SMP tadi kaget melihat tingkah lelaki tersebut yang melakukan hal yang gila dengan mendekatkan kepala ke pundak dan leher mbak yang tadi dan men-standby-kan kamera handphone dia untuk memotret hal tersebut, dia melakukan berulang kali saat mobil melaju dan ngerem dengan posisi kepala semakin mendekat ke pundak dan leher si mbak, bingung sih kok si mbaknya gak ngerasa yaaa kalau lelaki itu melakukan hal yang aneh itu. Saya dan anak SMP bingung juga harus ngapain karena posisi duduk kita di dalem jadi kalau kita teriak takut kita yang diapa-apain sama lelaki tadi, akhirnya kita berdua terpaksa diam dan berdoa segera cepet turun. Dan ternyata anak SMP cepet-cepet turun pas angkot berenti padahal masih jauh dari penyebrangan *mungkin anak itu sudah takut* dan tak lama si mbak itu turun di depan BTM lalu nyebrang dan saat itu tinggal hanya ada saya dan lelaki itu berdua duduk di belakang dan ternyata lelaki tadi terus melihat mbak yang padahal sudah jauh sampai ngga terlihat *aku dalam hati banyak-banyak berdoa* karena posisi daerah BTM macet banget, gak jauh dari si mbak tadi turun si lelaki itu-pun turun dan aku legaaaaaa..... Alhamdulillah dan dia-pun langsung nyebrang dan terlihat seperti mengikuti si mbak yang tadi. GILAK INI GILAK!! Takut, gemeter, deg-degan, segala macem deh

Yang kedua, waktu itu saya pulang kerja dan menuju kampus (lagi) awalnya semuanya aman, nah saat itu angkot hanya ada saya yang duduk dekat pintu dan satu penumpang lelaki yang duduk di belakang kursi sopir dengan posisi tas digendong. Pas lewatin daerah BTM yang kebetulan gak terlalu macet ada seorang lelaki dengan pakaian yang rapih *gak ada tampang copet* dengan tas dipangku di depan, asli deh penampilannya mirip banget sama pencopet di sinetron Preman Pensiun dan dia langsung duduk di samping lelaki tadi dan mendekati tasnya. Tapi kayanya dia tidak leluasa melakukan aksinya karena melihat angkot kosong dari penumpang daripada dia gagal dan ketahuan, dia langsung turun dan seketika Pak sopir dan penumpang yang di depan bilang “Dasar copet! ”, dan Bapak sopirnya juga bilang ”Hati-hati Neng, sekarang banyak pencopet jadi-jadian. Makin gila!” kembali saya kaget dan deg-degan, astagfirullah.

Semoga itu kejadian terakhir saya. Kejadian di atas bisa jadi pelajaran untuk saya pribadi dan kita semua, apalagi ditambah sekarang saya selalu pulang larut malam dan pulang pergi dengan menggunakan transportasi umum yaitu angkot. Kadang juga saya gak kuat sampai terkantuk-kantuk dan akhirnya ketiduran di dalam angkot, yaa bisa dibilang untuk mengisi waktu dan tenaga juga karena kurang tidur. Takut sih pasti, tapi InsyaAlloh Alloh selalu menjaga saya dan ditambah Farhan juga *ehem*.

    Alhamdulillah, selama ini saya selalu aman  setiap naik angkot kemana-mana. Entah kenapa perempuan itu selalu menjadi sasaran utama tindak kejahatan, ada yang bilang karena beberapa hal di bawah ini :
  1. Lemah secara fisik
  2. Cara berpakaian (terutama perempuan yang berpakaian seronok)
  3. Perhiasan yang digunakan
Ada benar atau tidaknya juga sih beberapa faktor di atas. Karena memang hal-hal di atas bisa jadi merupakan faktor utama memancingnya tindak kejahatan terhadap perempuan apalagi perempuan di zaman sekarang banyak yang berkarir dan pulang larut malam, namun menurut saya kembali lagi kepada para pelaku kejahatan yang memang hanya mempunyai pikiran busuk. Bagi kita perempuan dianggap kaum lemah tidak membuat kita pasrah, kita juga harus mempunyai bela diri, setidaknya untuk mempertahankan diri kita dari tindak kejahatan dan juga berdoa apabila kita akan berpergian kemanapun dan menggunakan apapun, itu merupakan salah satu ikhtiar kita.

Tapi kejadian tersebut di atas, jangan membuat kita takut untuk menggunakan angkutan umum, malah seharusya membuat kita menjadi lebih aware, waspada dan mawas diri bukan membuat kita membenci dan tidak mau menggunakan transportasi umum tersebut, toh kejahatan tersebut juga terjadi bukan karena angkot ataupun supirnya, tapi ada orang jahat yang pura-pura jadi penumpang. Karena sebenarnya menggunakan transportasi umum nyaman juga, bahkan di dalam angkot kita bisa bertemu bahkan reunian sama Bapak atau Ibu guru kita zaman dulu, temen dan tentunya orang-orang baru yang tidak sengaja kita temui, tanpa bingung harus parkir mobil pribadi kita dimana dan lain-lain.

Walaupun masih ada warga yang menganggap menggunakan tranportasi umum itu ribet, membuat macet, ini itu ono, dan lain-lainnya, namun saya yakin tujuan utama Bapak sopir angkot itu mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan kita dengan selamat dan yang pasti juga mereka mencari nafkah untuk keluarganya. Jadi, jangan bosen dan takut naik transportasi umum yaaa, guys.

Kamis, 03 Maret 2016

Galau

Hai gengs, sis, bro, kaka, adek or whatever... edisi nge-blog gue kali ini, gue pengen curhat nichh #alay. Mau tahu atau enggak, kalian baca blog gue sekarang, pokoknya gue mau curhat, karena gue lelah curhat sama manusia terus *emang elu apa, Her? Kan manusia juga sama*. Biasanya gue emang suka curhat sama doi *ceileh* namun karena satu hal dengan yang lainnya doi sekarang sedang sibuk nyusun script-sweet a.k.a skripsi. Yes, mudah-mudahan Farhan lancar dan lulus tahun ini. Aamiin Ya Allah. Oiya gue sampe lupa, gue kan mau curhat.


Ini soal kegalauan gue selama ini *serius ini bukan galau soal cinta yang penuh dengan intrik*. Yang  pertama, pernah gak sih kalian capek sama semua hal? Apapun itu... jujur salah satunya gue bosen kerja apalagi jadi pegawai yaaah bisa disebut juga buruh, tapi gue bingung masih aja ada pegawai yang gayanya selangit tapi pola pikirnya pendek bisa disebut juga loser, “Yes, awkward moment is when I meet someone who have behaviour like a boss but thinking like a loser”. Gue bosen jadi pegawai kantoran bukan karena gak bersyukur tapi gue pengen bebas, gue pengen punya usaha. Tapi gue sadar untuk mencapai keinginan gue jadi soon entrepreneur, gue harus kerja keras. Makanya gue jadi geli sendiri kalo ada orang yang minta lebih sama Allah tapi dia sendiri gak pernah berusaha kerja keras. Gue pengen sih ngerasain kerja di lapangan, namun apa daya karena status gue juga sebagai mahasiswi mengaharuskan gue kerja dibelakang meja dengan waktu yang on time. Walau terkadang gue ngeluh, nyinyir bahkan putus asa tapi gue harus selalu bersyukur, karena emang masih banyak orang yang pengen kerja. Alhamdulillah. Ini semua proses, maka nikmatilah proses itu.


Kedua, ini soal pola pikir orang, ya mungkin pola pikir oknum orang yang sangat jauh berbeda sama gue. Rasanya gue pengen masukin seblak seuhah yang pake cabe 100 biji ke mulut-mulut ini orang *enak kan makan seblak?!* yang bilang “ngapain sih lu kuliah lagi? Kerja udah, kan lu cewek nanti ujungnya nikah, terus punya anak, terus diem di dapur” mereka ngomong sambil ketawa dan gue dengernya sambil patah hati. Munculah kegalauan gue setelah denger kalimat itu. Entah mereka ngomongnya sambil becanda atau enggak, yang pasti gue jadi berpikir dan pengen nanya balik sama itu orang “Ngapain lu makan nanti juga laper lagi, ngapain lu tidur nanti juga ngantuk lagi, ngapain lu mandi nanti juga bau sama kotor lagi, ngapain lu kerja nanti juga gajih lu abis lagi, dan lain-lain”. Hey, ini hidup men!! Wake up! Open your eyes! Dimana-mana banyak saingan bahkan musuh, kuliah bisa membantu gue dan kalian buat nyari kerja, mulai usaha seperti kegalauan gue jadi pegawai di atas, atau bikin perusahaan yang lebih besar mungkin *aamin*, gue yakin memang masih ada orang yang sukses tanpa harus kuliah tapi apa salahnya kuliah? Enggak rugi kok! Di luar itu semua, buat kalian para perempuan nanti pasti punya anak, kalian tahu kan anak cerdas itu terlihat dari seorang ibu yang juga cerdas. True? *ribuan calon ibu langsung acungkan tangan*. Bukannya gue banggain diri sendiri nih, buat kalian para perempuan yang lagi kuliah sambil kerja jangan sedih dengan perkataan yang gak ada artinya seperti yang gue denger tadi, kita hebat sekarang kuliah sambil kerja, nanti berkarir sambil ngurus suami, anak dan rumah tangga. Apalagi di kampus gue sempet liat Teteh-Teteh yang lagi hamil besar dan dia tetep semangat kuliah. Proud of you bagetlah, Teh. We are multitasker, right? Dan diantara mereka yang bisa disebut mencemooh masih banyak kok orang-orang yang sayang kita, yang dukung kita dan yang selalu doakan kita. Mungkin itu salah satu pola pikir gue, biar gue gak galau dengan hal yang satu ini.


Ketiga, mungkin kalian dulu pernah mengalami ditanya “kapan lulus kuliah?” Setelah lulus kuliah “kapan nikah?” namun ketika dua pertanyaan itu keluar dari mulut orang secara berbarengan rasanya pengen banget ngelamar Farhan *eh toyor kepala Herliana*. Gue gak ada niat nikah diumur gue sekarang, mungkin karena banyak dari temen-temen gue yang udah pada nikah bahkan punya anak ditambah hubungan gue sama Farhan yang cukup lama. Namun gue enggak pernah menanggapi pertanyaan itu semua secara serius, anggep aja angin berlalu. Karena gue masih banyak yang harus gue kerjakan dan gue lewati sebelum menyandang status sebagai “Nyonya Farhan* tsaaaahhh gibas kerudung. Untuk sekarang gue fokus untuk kerja dan kuliah. Selain kerja dan kuliah, ada juga kegiatan yang sangat wajib gue lakuin yaitu traveling with Farhan and Kinang. Itu yang buat hidup gue sekarang bahagia dan enggak monoton, yang pasti juga enggak nyinyir ngomentarin hidup orang lain. Karena faktor utama banyak orang yang nyiyirin hidup orang lain yaitu karena mereka kurang piknik.



Ps: Blog ini hanya tentang cerita pribadi gue tanpa ada maksud menyindir siapapun dan gue enggak perlu komentar dari kalian tentang blog gue ini. Tapi semoga kalian bisa ambil sedikit pelajaran tentang tulisan gue di atas. Yaps, ambil positifnya aja yaaak, gengs.

Nyapih Minara

Meng-ASI-hi Minara Kembali, kekuatan afirmasi positif. Semua doa-doa baik saya sebutkan sejak Minara belum ada di perut saya. Mungkin kalau ...