Ini hanya tulisan a.k.a curhatan biasa saya yang ngga
perlu kalian lihat dari ejaan kamus Bahasa Indonesia yang baik dan benar, atau-pun
dari segi nyambung atau tidaknya dari kalimat satu dengan kalimat yang lain,
namun yang pasti dari tulisan ini saya ingin berbagi cerita pengalaman dan pribadi
saya kepada kalian semua dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Saya ini terlahir di kota yang
terkenal dengan hujannya. Untuk kalian yang tinggal di daerah JADETABEK dan
Bandung pasti tahu kota apa itu. Yaa... saya tinggal di kota Bogor. Kenapa
dijuluki kota hujan? Karena hampir setiap hari walau itu musim kemarau, Bogor
selalu dituruni hujan. Selain terkenal dengan kota hujannya, Bogor-pun terkenal
dengan kota “sejuta angkot”. Nah, kali ini saya ingin sharing pengalaman saya selama lebih kurang 15 tahun *wuatsaah
pengalaman banget* menjadi penumpang angkot di kota Bogor, yaps... saya sejak
dari zaman SD berangkat sekolah sudah menggunakan transportasi ini. Banyak orang
di Bogor menganggap faktor utama kemacetan kota Bogor yang parah ini yaitu
karena merajalelanya angkot di kota Bogor. Saya akui memang angkot di kota
Bogor banyak, karena banyaknya jurusan dari berbagai nama daerah di kota Bogor
baik itu dari Kotamadya ataupun Kabupaten. Meskipun sudah tercetuskan sistem shift yang artinya ada hari-hari
tertentu sebagian angkot diliburkan agar tidak terjadi membludaknya kendaraan.
Namun, masih banyak warga yang memilih naik motor ataupun kendaraan pribadi
untuk melakukan aktivitas, yang akhirnya membludaknya juga kendaraan pribadi
dan motor yang juga ikut menyumbang kemacetan di kota Bogor ini. Apalagi
ditambah posisi Bogor yang strategis dekat dengan Jakarta yang menyebabkan juga
banyaknya kendaraan berplat B yang menyebar di Bogor. Jadi kayanya masih banyak
hal yang harus diperbaiki. Ini sih menurut saya, ngga tahu deh kalau menurut
kalian sendiri.
Mungkin faktor utama banyaknya
warga yang kurang bahkan tidak suka menggunakan transportasi umum ini karena
takut desak-desakan, gerah, panas, macet, dan di angkot juga bisa terjadi
tindak kejahatan. Ngomong-ngomong soal tindak kejahatan, beberapa minggu
terakhir ini saya pernah melihat dengan mata kepala saya soal isu tersebut.
Yang pertama, waktu itu saya pulang
kerja menuju kampus saya naik angkot dari daerah Taman Topi, biasanya saya
duduk di samping, atau belakang kursi supir kalau tidak dekat pintu *maklum
biar gak mabok karena di situ anginnya lebih banyak* namun saat itu sopirnya
lagi ngerokok *huft* dan saya putuskan duduk di belakang. Tapi waktu itu di
dalam angkot ada mbak-mbak yang badannya lebih besar dari saya maksudnya gak
kurus dengan pakaian yang bisa dibilang kurang bahan *bisa dibayangin kan yaa*
dan saya duduk dekat mbak tersebut dengan ada sedikit jarak karena penumpang belum
penuh. Nah di depan saya ada anak perempuan masih SMP, lalu angkot melaju untuk
mencari penumpang lainnya pada saat di depan salah satu Bank masih di daerah
Taman Topi, ada seorang lelaki yang berpakaian rapih dengan tas gendong hitam
dan Handphone canggih digenggamannya
yang menyerobot duduk antara saya dan mbak yang tadi dan otomatis saya
tersingkir seketika dan duduk di samping lelaki tadi. Saat itu posisinya dalam
angkot berubah menjadi ada 4 orang kecuali supir dan satu orang penumpang yang ada di depan. Tiba-tiba aku
dan anak SMP tadi kaget melihat tingkah lelaki tersebut yang melakukan hal yang
gila dengan mendekatkan kepala ke pundak dan leher mbak yang tadi dan men-standby-kan kamera handphone dia untuk memotret hal tersebut, dia melakukan berulang
kali saat mobil melaju dan ngerem dengan posisi kepala semakin mendekat ke
pundak dan leher si mbak, bingung sih kok si mbaknya gak ngerasa yaaa kalau
lelaki itu melakukan hal yang aneh itu. Saya dan anak SMP bingung juga harus
ngapain karena posisi duduk kita di dalem jadi kalau kita teriak takut kita
yang diapa-apain sama lelaki tadi, akhirnya kita berdua terpaksa diam dan berdoa
segera cepet turun. Dan ternyata anak SMP cepet-cepet turun pas angkot berenti
padahal masih jauh dari penyebrangan *mungkin anak itu sudah takut* dan tak
lama si mbak itu turun di depan BTM lalu nyebrang dan saat itu tinggal hanya ada
saya dan lelaki itu berdua duduk di belakang dan ternyata lelaki tadi terus
melihat mbak yang padahal sudah jauh sampai ngga terlihat *aku dalam hati
banyak-banyak berdoa* karena posisi daerah BTM macet banget, gak jauh dari si
mbak tadi turun si lelaki itu-pun turun dan aku legaaaaaa..... Alhamdulillah dan dia-pun langsung
nyebrang dan terlihat seperti mengikuti si mbak yang tadi. GILAK INI GILAK!! Takut,
gemeter, deg-degan, segala macem deh
Yang kedua, waktu itu saya pulang
kerja dan menuju kampus (lagi) awalnya semuanya aman, nah saat itu angkot hanya
ada saya yang duduk dekat pintu dan satu penumpang lelaki yang duduk di
belakang kursi sopir dengan posisi tas digendong. Pas lewatin daerah BTM yang
kebetulan gak terlalu macet ada seorang lelaki dengan pakaian yang rapih *gak
ada tampang copet* dengan tas dipangku di depan, asli deh penampilannya mirip
banget sama pencopet di sinetron Preman Pensiun dan dia langsung duduk di
samping lelaki tadi dan mendekati tasnya. Tapi kayanya dia tidak leluasa
melakukan aksinya karena melihat angkot kosong dari penumpang daripada dia
gagal dan ketahuan, dia langsung turun dan seketika Pak sopir dan penumpang
yang di depan bilang “Dasar copet! ”, dan Bapak sopirnya juga bilang ”Hati-hati
Neng, sekarang banyak pencopet jadi-jadian. Makin gila!” kembali saya kaget dan
deg-degan, astagfirullah.
Semoga itu kejadian terakhir
saya. Kejadian di atas bisa jadi pelajaran untuk saya pribadi dan kita semua,
apalagi ditambah sekarang saya selalu pulang larut malam dan pulang pergi
dengan menggunakan transportasi umum yaitu angkot. Kadang juga saya gak kuat sampai
terkantuk-kantuk dan akhirnya ketiduran di dalam angkot, yaa bisa dibilang
untuk mengisi waktu dan tenaga juga karena kurang tidur. Takut sih pasti, tapi
InsyaAlloh Alloh selalu menjaga saya dan ditambah Farhan juga *ehem*.
Alhamdulillah, selama ini saya selalu aman setiap naik angkot kemana-mana. Entah kenapa
perempuan itu selalu menjadi sasaran utama tindak kejahatan, ada yang bilang
karena beberapa hal di bawah ini :
- Lemah secara fisik
- Cara berpakaian (terutama perempuan yang berpakaian seronok)
- Perhiasan yang digunakan
Ada benar atau tidaknya juga sih
beberapa faktor di atas. Karena memang hal-hal di atas bisa jadi merupakan
faktor utama memancingnya tindak kejahatan terhadap perempuan apalagi perempuan di zaman sekarang banyak yang berkarir dan pulang larut malam, namun menurut
saya kembali lagi kepada para pelaku kejahatan yang memang hanya mempunyai
pikiran busuk. Bagi kita perempuan dianggap kaum lemah tidak membuat kita
pasrah, kita juga harus mempunyai bela diri, setidaknya untuk mempertahankan
diri kita dari tindak kejahatan dan juga berdoa apabila kita akan berpergian
kemanapun dan menggunakan apapun, itu merupakan salah satu ikhtiar kita.
Tapi kejadian tersebut di atas,
jangan membuat kita takut untuk menggunakan angkutan umum, malah seharusya
membuat kita menjadi lebih aware, waspada dan mawas diri bukan membuat kita membenci
dan tidak mau menggunakan transportasi umum tersebut, toh kejahatan tersebut juga terjadi bukan karena angkot ataupun supirnya, tapi ada orang jahat yang pura-pura jadi penumpang. Karena sebenarnya
menggunakan transportasi umum nyaman juga, bahkan di dalam angkot kita bisa
bertemu bahkan reunian sama Bapak atau Ibu guru kita zaman dulu, temen dan
tentunya orang-orang baru yang tidak sengaja kita temui, tanpa bingung harus
parkir mobil pribadi kita dimana dan lain-lain.
Walaupun masih ada warga
yang menganggap menggunakan tranportasi umum itu ribet, membuat macet, ini itu ono, dan lain-lainnya, namun saya yakin tujuan utama Bapak sopir angkot itu
mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan kita dengan selamat dan yang pasti
juga mereka mencari nafkah untuk keluarganya. Jadi, jangan bosen dan takut naik
transportasi umum yaaa, guys.