Sabtu, 26 November 2016

Pacaran Sehat – Maen Sepeda Bareng


Rutinitas kita yang dari Senin-Jum’at, membuat badan berasa kaku ditambah 3 bulanan terakhir kita gak pernah back to nature hihi alias kemping. Sibuk kerjalah, proyeklah, kuliahlah, karena sakitlah, musim ujanlah, inilah, itulah.

Bulan lalu Alhamdulillah punya rezeki lebih, aku berniat pengen beli sepeda buat olahraga tiap weekend. Namun, Farhan bilang pake aja dulu sepeda dia. Sambil nunggu sepeda yang bagus tapi murah, ampun deh, Her. Hihi.

Semalem Farhan jemput aku pake mobil, ih ini anak padahal cuma jemput aku depan gang. Eh, ternyata dia bawa sepeda Teh Dya, buat besoknya kita sepedahan. “Teh Dya, aku pinjem sepedanya, maaf....” aku dalam hati.

Ceritanya besok Farhan samper aku, dia bawa sepeda dari rumahnya di Bitungsari ke rumah aku di Rancamaya. Gak terlalu jauh, enak jalannya turunan, namun kasian nanti kalo dia pulang karena dari rumah aku ke rumah dia, bakal nanjak terus. Gak apa-apa ya sayang, biar sehat. Hehehe.

Rute yang kita pilih ke perumahan Rancamaya, karena gak terlalu rame dan viewnya dapet banget.
Aku ajak Farhan ke suatu tempat, dimana kita bisa liat puncak gunung di deket bukit. Hmmmm. Aku liat beginian aja seneng banget. Alhamdulliah, indah banget pemandangannya.




Aku juga seneng banget kalo ketemu jalan turunan, tapi sedih kalo liat yang nanjak. Tapi, Farhan dengan hati-hati dorong aku hehe, sempet kita tukeran sepeda karena sepeda Farhan enak kalo pas naik.

Setelah puas foto-foto, kita lanjut cari makan dan minum yang seger, jus jeruk dan bubur, habis kita makan. Lalu, nemu jamu kita juga coba (biar kuat Ang, kuat gowes sepedanya).

Ini ala pacaran kita berdua yang sehat, kuat, kenyang, dan yang pasti minim budget tapi bahagia.

Try this solution with your boy/girl friend, yawn!!

Minggu, 13 November 2016

Nasib Kuliah sambil Kerja (?)

Pas zamanan SMA pengen banget ngerasain setelah lulus menjadi mahasiswa tulent. Maksudnya, yang bisa ngerasain fokus belajar tanpa mikir sana-sini (terutama biaya kuliah) dan jika dosen gak masuk kelas bisa ngumpul sama temen-temen ngerjain tugas yang menumpuk atau sekedar nongkrong-nongkrong di Cafe ternama di kota tercinta. Hal ini mungkin masih bisa dirasain sama mahasiswa yang sambil ngekos, apalagi jauh dari orangtua, bisa ngelakuin itu semua. Walau mungkin bakal ngerasain yang namanya homesick a.k.a kangen rumah, tapi setidaknya mereka mendapat dukungan dari orangtua mereka baik itu secara emosional bahkan material. Namun untuk kalian yang ingin kuliah sambil bekerja, pasti bakal mengalami hal-hal seperti, berikut:

Mengumpulkan Dana untuk biaya Kuliah Sendiri

Teruntuk mahasiswa yang menyandang status karyawan, seperti saya. Yaps, pilihan yang sulit ketika kita ingin kuliah akan tetapi biaya yang menjadi masalah. Akhirnya pasti memutuskan bekerja dahulu setelah lulus SMA dan banting tulang menabung untuk biaya kuliah di tahun berikutnya. Saya membutuhkan waktu 3 tahun (cukup lama) untuk berani memutuskan daftar kuliah. Bukan hanya itu, 80% saya sudah lepas biaya dari orangtua saya, sambil kempang kempis, saya membiayai mulai dari transport, makan di luar, bahkan traveling, dan lain-lainnya. Saya memilih kuliah di kota saya sendiri, gak ada yang namanya ngekos, karena tempat kuliah yang saya pilih tidak terlalu jauh dari kantor saya bekerja, dan dengan jam belajar yang sangat padat membuat saya lebih baik capek pulang pergi rumah, kantor dan kampus. Intinya, masih belum berani yang namanya tinggal sendiri, itu kelemahan saya. Walau jarak antara rumah ke kantor dan kampus seperti satu juta tahun cahaya. Bayangkan segimana jauhnya? *hiperbola*

Akhir Bulan yang Menyedihkan

Pasti kalian sudah mempunyai keinginan ingin beli ini itu dan pergi ke sana sini, jika waktu gajian sudah tiba. Terkecuali dengan karyawan sekaligus mahasiswa. Kami harus pinter-pinternya mengelola uang (lagi –lagi) untuk transport, makan di luar dan biaya semesteran yang cukup menguras kantong. Syukur-syukur masih ada uang sisa dan bisa untuk refreseh-ing. Fiuh, rasanya engap dan mau mati berdiri. Kami harus mengurungkan niat untuk beli ini itu dan pergi sana sini, kecuali harus menabung untuk beberapa bulan ke depan, sampe akhirnya kewujud. Namun, saya anjurkan kalian wajib yang namanya menyisihan uang untuk sekedar jalan-jalan dalam kota, karena otak pun butuh piknik. Kalian pasti bilang “kerja satu bulan, tapi gaji abis satu hari L”. Karena semua gajinya sudah masuk pos masing-masing, di sinilah kepinteran kita me-manage keuangan kita diuji (ciye yang anak manajemen keuangan). Eits, tenang masih ada bulan depan kok untuk dapet uang lagi dan nabung lagi. Haha. Dan kecuali gaji kalian sudah 2 digit dan biaya kuliah kalian gak terlalu tinggi, bahagia mungkin hidup kalian. Huhu.

Waktu yang sangat Padat

Waktu pagi sampai sore hari digunakan untuk bekerja dan sore sampai malam hari digunakan untuk kuliah. Kebayang gak sih, kalian pulang dari kantor capek, ada masalah, dan dateline kerjaan. Lalu, di kampus ada tugas mandiri dan tugas kelompok. Apa yang bakal kalian lakuin? Rasanya saya ingin numpang tidur di kelas aja, ngantuk. Hwaaa. Tapi kalo diingat-ingat dengan biaya kuliah yang gak murah, maka kita harus sungguh-sungguh kuliah, cara terakhir yaitu mencoba mengerjakan tugas bersama temen-temen yang mengalami hal serupa. Yaps, saya tidak sendiri. Maka dari itu, soal tugas kita selalu mencoba saling berbagi, tapi tetap berusaha mengerjakan tugas. Waktu yang padat memang membuat kita agak kesusahan mengerjakan tugas dan terutama berkurangnya waktu tidur kita. Yaaah, jika ada dosen yang tidak masuk, saya pribadi harus berpikir beribu kali untuk ikut sekedar nongkrong bersama temen-temen, namun pasti saya akan memilih pulang agar cepet sampe rumah dan tiduuurrr. Hwahaha.

Kesehatan Nomor 1

Kami bukan robot, yang abis baterainya lalu dganti dengan baterai yang baru. Dimana kami pasti ngerasa yang namanya drop. Manusia normal bekerja normal dari jam 08.00-17.00. terkecuali dengan kami, 08.00-22.00 bahkan bisa lewat darija 10 malem sampai di rumah. Maka dari itu, tenaga yang kami butuhkan sangat banyak, asupan makanan yang harus terkontrol dengan baik. Terakhir ini saya pribadi pernah berpengalaman yang namanya drop sampai 2 minggu lebih, ke dokter sudah tapi tetap drop, ya mungkin karena aktivitas yang terus menerus mengakibatkan obat yang diminum pun tidak bekerja dengan baik di dalam tubuh saya yang kurus ini. Saya yang termasuk tipe orang yang susah minum vitamin dan susah makan, maka termasuk pula orang yang gampang sakit. Tapi, saya juga yang gak bisa sakit dikit gak masuk kerja dan kuliah, saya selalu mencoba menjalani rutinitas secara normal. Sakit selama 2 minggu ini yang membuat saya berpikir untuk mencoba minum vitamin walau seminggu sekali dan memang kesehatan itu nomor 1. Kalian juga ya, guys...


Tapi, di luar kesusahan itu semua, saya yakin semua akan indah pada waktunya. Memakai toga impian dan mencapai cita-cita, itu yang akan melunturkan rasa lelah yang dirasakan. So, Tidak akan ada hasil yang mengecewakan usaha. Maka dari itu, ngeluh boleh asal jangan putus asa aja, guys. Yang pasti ini semua seni dalam hidup, bagaimana pun akan selalu nikmat apabila disyukuri. Alhamdulillah...  


Ps. Walaupun saya perempuan, tidak membuat saya minder, malah semua pengalaman itu menjadikan modal saya, spesial teruntuk si Mister yang nanti meminang. Hiks. Hihi.

Nyapih Minara

Meng-ASI-hi Minara Kembali, kekuatan afirmasi positif. Semua doa-doa baik saya sebutkan sejak Minara belum ada di perut saya. Mungkin kalau ...