Dari urus saya saat masih bayi sampai saya punya bayi.
Bahagia selalu Yut, selalu dalam lindungan Alloh, sehat lahir batin dan terima kasih telah menjadi Ibu, Umi Aa (nenek) dan Yuyut yang baik. Kalau ada yang ngga suka sama Yuyut, sini ketemu saya.
Dari urus saya saat masih bayi sampai saya punya bayi.
Bahagia selalu Yut, selalu dalam lindungan Alloh, sehat lahir batin dan terima kasih telah menjadi Ibu, Umi Aa (nenek) dan Yuyut yang baik. Kalau ada yang ngga suka sama Yuyut, sini ketemu saya.
Dalam tulisan kali ini saya hanya ingin sharing, tidak ada maksud menyalahkan pun tidak ada maksud untuk membenarkan pula.
Saya, si sandwich generation sejak lulus SMK. Saat itu di pekerjaan pertama saya, saya hanya bisa menyisihkan sebagian kecil dari gaji, karena besaran gaji saat itu tidak terlalu besar. Tapi cukup, cukup ngasih orangtua, cukup jajan, cukup transport, cukup ganti HP karena waktu itu HP lama fungsinya kurang maksimal, alias bukan smartphone.
Tahun ketiga, setelah keluar masuk kerja. Akhirnya saya memutuskan untuk daftar kuliah. Sedikit nekat. tapi diawali dengan bissmillah dan restu orangtua. Nekat, karena saya daftar dengan gaji pertama dan sedikit tabungan, dan sisanya pinjaman dari Umi Aa (nenek) yang saya ganti digajian bulan berikutnya.
Dengan gaji yang lebih besar dari kantor sebelumnya walau tetap dibawah UMK pada saat itu, namun tetap selalu bersyukur, karena rezeki itu bukan hanya dinilai dari materi, tapi dapat kantor yang mendukung saya kuliah, jam kerja yang saya bisa izin kapan saja dengan alasan yang jelas, dapat rekan kerja yang sangat amat tak terduga baiknya seperti kakak sendiri, dan yang pasti saya dapat kesempatan untuk dapat bonus yang kalau saya bisa membuat perusahaan lebih profit. Untuk sedikit membantu juga, saya ikut arisan kantor, dimana saya bisa request kalau saya ingin menang untuk biaya semesteran. Hehe.
Saat itu, saya masuk semester 4, saya dihadapkan adik laki-laki saya lanjut sekolah SMK. Dikarenakan adik saya tidak lulus tes SMK Negeri, akhirnya daftar di SMK Swasta. Bayaran hampir 3 kali lipat dari Negeri. Di waktu yang sama saya bingung, harus bayar uang pangkal sekolah yang cukup besar, saat itu kurang lebih 7 jutaan (zaman itu engap yaa, gaez). Jelas, Alloh adalah Maha Penolong yang sangat nyata. Saya dapat bonus dari perusahaan dan bisa bayar lunas uang pangkal sekolah.
Lebih dari 4 tahun, saya lulus kuliah dan adik saya lulus SMK juga. NIKMAT. Ini pencapaian saya yang sangat amat diluar nalar saya, ternyata saya bisa juga.
Keluh kesah saya menjadi sandwich genertaion pasti ada, tapi dibalik ini semua. Sangat luar biasa pelajaran yang bisa saya ambil. Itu saya terapkan pada rumah tangga saya, saya yang diakui suami yang pinter simpan uang. Awalnya agak sedikit susah, karena saya dihadapkan dengan suami yang dimana dia adalah anak bungsu, yang mungkin dimanjakan dengan orangtuanya. Namun, saya tidak akan merubah sifat suami saya dengan semaunya. Semua butuh proses. Walau pasti akan ada perdebatan-perdebatan.
Dibalik ini semua, memang orang tua saya tidak pernah meminta jatah bulanan pada saya, namun ini muncul dari diri saya sendiri. Walau saya sudah menikah dan sudah dibicarakan dengan calon suami yang sekarang sudah menjadi suami, bahwa saya tidak akan lepas untuk memberi sedikit rezeki pada orangtua dan beberapa saudara saya. Walau tidak besar, tapi itu semua menjadi kebahagiaan saya sendiri. Dan sayapun pernah minta suami untuk sisihkaan rezeki untuk almarhumah Mamah saat masih ada, walau saya yakin Mamah tidak akan pernah minta.
Walau kadang ada omongan orang yang nyampe ke kuping kami waktu masih hidup berdua belum ada anak dan numpang di rumah orangtua (alias tidak ada cicilan rumah) "suami istri enak, dua-duanya kerja, kadang pada lembur, uangnya pada gede nih". Aku hanya bisa tersenyum dan rasa ingin berteriak depan mukanya AAMIIN.
Dimulai dari hal kecil, tahun ini Ara sudah mendapatkan angpao lebaran dari saudara-saudara dan ada beberapa kado angpao dan emas juga saat lahiran. Untuk angpao lebaran saya lihat isinya minimal Rp. 20.000, lumayan juga kan untuk beli skincare-an emaknya (kalau saya Ibu yang egois, walau ga balik modal juga karena Ibu Bapanya bagi-bagi angpao juga, amit-amit deh). Saya kumpulkan semuanya, dan saya simpan disalah satu instrumen investasi. Sampai Ara ngerti, uang hak dia mau dipakai untuk apa. Sampai saat ini saya buat blog ini, angapao Ara yang saya simpan returnnya sudah setara angpau yang Uwanya kasih. MasyaAlloh yaa, tinggal kuat-kuat iman Ibu Bapanya aja nih, jangan ambil hak anak.
Nilai yang bisa saya ambil dari pengalaman saya ini adalah, kelak saya tidak ingin menjadikan anak saya adalah investasi jangka panjang. Yang dimana anak itu dituntut untuk menyisihkan penghasilan mereka untuk kami para orangtua. Saya akan bebaskan, selama semua terarah dan tidak lupa untuk masa depannya. Yuk, para orangtua, kita siapkan segala halnya untuk masa tua kita nanti.
Terima kasih juga untuk Umi, yang sudah mengajarkan banyak hal sampai saya menjadi seperti saat ini. Perjuangan-perjuangan beliau tidak akan pernah saya lupakan, tidak ada Ibu yang sempurna, tapi saya yakin dengan keterbatasannya yang dimiliki, Umi sangat ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Muah muah muah.
![]() |
| Foto : Bicip |
Karena Ibu yakin Umi akan menjaga dan merawat Dede Ara dengan sepenuh hati.
Kalau cuaca bagus, Dede Ara Ibu sama Bapa antar jemput, tapi kalau cuaca tidak mendukung, atau Dede sedang sakit atau kemaleman, Dede Ara selalu dianter jemput oleh Umi, Abah dan Bicip yang selalu setia. Sehatkan mereka yaAlloh. Aamiin.
Dede diantar jemput bukan pakai mobil pribadi seperti m@rcedes, inov@, agy@, dan lain-lain. Melainkan Dede diantar jemput oleh yang selalu standby juga si angkot 04.
Seperti terlihat difoto atas, Dede ara sangat happy naik angkot sampai joget-joget. Bahkan Ibu dengar, pernah Dede sedang sakit dan nafsu makan berkurang, tapi saat Dede Ara diajak naik angkot, dede mau suapan demi suapan sampai habis. Ada-ada saja ya Dede Ara. HEHE.
Dibalik angkot 04 ini, kami beli atas tabungan alm. Teteh Mahasyara Herfa. Terima kasih Teteh.
Terima kasih atas semua nikmatMu yaAlloh. Alhamdulillah.
Berawal dari ajakan salah satu Eninnya Minara untuk ajak keluarga besar Bapa berenang. Yeay Minara pertama kali berenang (dibaca : main air) di kolam renang besar.
1 hari sebelum keberangkatan, ternyata malamnya anak Ibu demam tinggi dikarenakan tumbuhnya gigi pertama Minara. Hampir memutuskan untuk tidak ikut, tapi Bapa tetap membujuk untuk ikut. Oke baiklah. Kami akan berenang di Kolam Renang Marcopolo Bukit Cimanggu Bogor.
Saya berniat untuk tidak membuat Minara untuk tidak kena air sedikitpun, karena semalem itu demamnya memang tinggi. Namun apa daya karena Minara digendong oleh Bapa, saya sudah mendapati Minara dengan baju basah dengan muka anaknya bahagia.
Dan saya langsung cek kondisi badannya, demamnya tidak ada sama sekali. Loh, kok bisa. Menurut Enin-Eninnya keluarga Mamah Ageung (Nenek dari Bapa) kalau sakit memang harus pergi jalan-jalan.
Dikarenakan niat awalnya tidak akan nyebur, sayapun tidak bawa sabun ataupun sampo bayi, untung banyak saudara yang punya anak kecil jadi saya meminta sabun dan samponya. Terima kasih.
Dibalik kekhawatiran saya, namun lega melihat anaknya bahagia.
Terima kasih untuk untuk keluarga Bapa.
U’iidzuki bikalimaatillahit taammati min kulli syaithaanin wa haammah, wamin kulli ‘ainin laammah.
Ibu Bapak memutuskan untuk mengaqiqahkan Minara di rumah Rancamaya, lebih tepatnya di musola milik keluarga Yuyut Ibu, Mushola H. Maksum.
Kami mengundang keluarga inti dan teman-teman pengajian Yuyut. Acara dilaksanakan secara sederhana saja. Agar tidak merepotkan orang rumah juga, Ibu memesan paket aqiqah. Nah, kebetulan Ibu ada rezeki lebih dan Ibu belum aqiqah, maka Ibu sekalian aqiqah juga. Jadi kambingnya disembelih di tempat pesan aqiqah dan masakan kambing yang sudah jadinya diantar ke rumah untuk dibagikan ke keluarga dan para tamu. Ibu hanya membuat hiasan uang yang ditancapkan di atas kelapa.
Minara anteng saat acara berlangsung, dimana dia diajak muter mengelilingi para tamu yang sedang solawat dan mencukur sedikit rambutnya. Alhamdulillah acara lancar.Mudah-mudahan Minara menjadi anak yang selalu bahagia dan membahagiakan, diberi kemakmuran serta pintar dan solehah. AAmiin.
| source by google (Rumah Scandinavian by Heliconia |
Bukankah setiap orang bebas bermimpi?
Ya, untuk saat ini mimpi saya adalah mempunyai rumah. Lebih tepatnya kami, saya dan suami. Selain kami giat berdoa kepada Maha Pemberi Segalanya, kamipun ikhtiar dengan bekerja keras untuk mendapat rezeki yang berkah.
Setiap lewat rumah yang diidamkan dalam hati saya selalu sholawatin. Amin bil qobul.
Sebenarnya untuk saat ini, untuk mendapatkan sebuah rumah bisa dibilang mudah-mudah saja. Kenapa mudah? Ingat, mudah ya bukan murah. Karena para developer bahkan juga pemerintah mengadakan yang namanya bebas DP. Hanya bayar tanda jadi, biasanya 2 sampai 5 juta, kita sudah bisa menghuni sebuah rumah. Lalu? Ingat itu hanya tanda jadi, di luar harga rumah. Artinya kita akan mengajukan plafond ke bank 100% sesuai harga rumah. Cicilannya? Rumusnya yah semakin DP Anda besar maka cicilannya akan semakin kecil. Kalau bebas DP? Yah begitulah.
Saya yang belum pernah terlibat akad kredit dengan bank, memang agak sedikit berat.
Awal bekerja, dalam hati kecil saya terucap "giat nabung untuk DP rumah". Ternyata mainset itu saya ubah untuk sekarang. Nabung untuk bisa beli rumah. Aamiin.
Semoga ciita-cita ini bisa segera terkabul untuk beberapa tahun ke depan. Aamiin.
![]() |
| Foto : Uwa Dya |
Lahirlah, seorang bayi perempuan yang manis, cantik, putih, bersih, rambut tebal, bibir merah, pipi berisi dari seorang Ibu yang pernah mengalami stillbirth.
Saat pertama kali Ibu menatap dan memeluk kamu, artinya Alloh sudah menjawab dan mewujudkan semua doa-doa Ibu. Alhamdulillah.
Terima kasih kembali, seperti yang pernah Ibu sampaikan kepada Teteh Ara juga sebelumnya.
Terima kasih telah memilih kami, Ibu dan Bapa untuk menjadi orangtuamu.
Doa Ibu Bapa tumbuhlah jadi anak yang sehat, baik budi pekerti, membawa kebahagiaa, murah rezeki, selalu dalam lindungan Alloh dan dikelilingi orang-orang yang baik.
Meng-ASI-hi Minara Kembali, kekuatan afirmasi positif. Semua doa-doa baik saya sebutkan sejak Minara belum ada di perut saya. Mungkin kalau ...