Kamis, 25 Agustus 2016

CONGRADUATION



Hari ini, Farhan wisudaan. Ceritanya aku berniat mau naik Grabbike aja ke lokasi yaitu di Braja Mustika. Tapi, malem-malem Farhan whatsapp, bilang Teh Fira gak bisa ikut dan aku disuruh berangkat bareng aja di mobil sama Mamah, Bapak, Teh Dya juga. Karena aku belum beli bunga, akhirnya mutusin tetep naik Grabbike. Tadi pagi Farhan setelah sampai lokasi whatsapp aku lagi bilang di depan banyak tukang bunga dan dia kesal karena aku gak percaya sam dia *gara-gara tukang bunga*, oiya whatsapp Farhan itu aku gak bales lagi hihi niat mau ngerjain ceritanya. Dipikir-pikir naik Grabbike ribet juga karena kuota aku udah limited hihi dan akhirnya aku mutusin naik angkot *the best transportation deh*.


Boneka Kodok dan Buket Bunga
Sampai lokasi jam 9 kurang, matahari mulai naik dan terik, karena hari sangat cerah. Aku mutusin beli buket bunga berwarna putih biru dan satu boneka kodok wisuda (berharap Farhan gak marah lagi aku kasih boneka setelah ulangtaun dia 5 taun yang lalu aku kasih boneka kodok yang akhirnya bonekanya aku yang simpen). Lalu aku whatsapp Teh Dya nanya nunggu dimana. Teh Dya nunggu di deket kolam renang, katanya tempatnya sepi. Iya, memang di atas udah seperti lautan manusia dan tukang dagang dimana-mana. Akhirnya aku ketemu Teh Dya. Udah ngobrol ngaler-ngidul, liat anak-anak berenang sampe ngiler pengen berenang karena cuaca panas, liat seorang Bapak yang terpaksa nyebur nolongin anak kecil mau tenggelem, ketawa-ketiwi, sampe selfie juga, tapi waktu berasa masih lama, sampe akhirnya kita berdua kelaperan dan mutusin naik ke atas untuk nyari makanan di depan. Baso dan soto mi kita pilih untuk ngeganjel ini perut, dan kayanya acaranya bentar lagi beres. Setelah makan kita mulai nunggu kabar dari Mamah. Oiya aku sempet whatsapp ke Farhan, aku gak bisa dateng karena gak bisa cuti. Hihi terserah dia percaya apa ngga. Dan si Mamah juga sempet whatsapp ke Teh Dya, nanya aku dateng apa ngga.

Teh Dya dan Aku
 
Hari semakin siang dan panas, semakin banyak juga orang-orang. Asli aku sama Teh dya udah kaya paparaji nunggu artis hollywood, rasanya pengen pingsan. Kita berdua hampir lupa, bawa balon S.KOM-nya. Akhirnya kita harus ke mobil dulu untuk ambil balonnya. Aku sempet malu sih bawa balonnya dan nanya ke Teh Dya “Teh, alay gak sih bawa beginian, kayanya dari tadi gak ada yang bawa?” Teh Dya jawab “Ngga Atuh, malah beda dari yang laen dan yang laen pasti pada pinjem. Haha.”.
Aku, Mamah, dan balon SKOM

Ternyata si Mamah dan Bapa udah keluar, setelah pusing-pusing saling nyari kita semua ketemu. Dan Farhan nyuruh masuk ke dalem, aku sama Teh Dya juga mutusin ikut. Aku ketemu juga sama artisnya nih, akhirnya... bunga dan boneka pun aku kasih “Ciye udah wisuda....”. akhirnya sesi foto-foto. Hmmm, di dalem gedung adem ya Ang. :’) 


 
Aku, Mamah, Bunga, dan Buket Bunga
Aku dan Farhan
Aku dan Farhan
Farhan, Aku, Mamah, dan Bapak
Hari ini aku berasa ikut seneng banget karena banyak hal. Alhamdulillah.



Time flies so fast. Congratulations on your graduation, a blessing with your bachelor degree. And hopefully I quickly following.


Ps. Thanks to Teh Dya udah mau fotoin. :) 

Senin, 15 Agustus 2016

Kemping Semalam di Suaka Elang 2



Hi Suaka Elang, kita berjumpa lagi. Nah, untuk memanfaatkan libur sabtu-minggu kali ini kita kemping lagi di Suaka Elang, Loji. Setelah beberapa bulan lalu kita berdua kemping bareng temen-temen cowo kuliah Farhan, kali ini kita kemping bareng temen SMK kita berdua yaitu Armansyah a.k.a Peo dan satu teman cewenya Fawuziah. Sejenis napak tilas. Kali ini kita kemping berempat, karena kalo berdua masih belum boleh.

Singkat cerita, kita sampai di lokasi pas adzan Magrib, jadi kita istirahat sambil solat dulu. Lalu lanjut untuk pasang tenda takut keburu hujan. Tak lama gerimis turun. Sembari nunggu para cowo pasang 2 tenda, aku dan Fawu berniat mau memasak air, dan taraaaaaa Hi-Cook lupa dibawa oleh Peo. Peo yang dapat kebagian tugas bawa itu sepanjang malem sampe pulang kita bully (don’t try, Oke!). Karena tanah basah dan udara juga dingin, tidak memungkinkan kita untuk mencari kayu bakar. Akhirnya, aku dan Fawu (biasanya cewe gampang dapet bantuan) coba nyari ke tempat pembelian tiket masuk, ternyata kurang beruntung (kurang bersahabat orang-orangnya), kita coba nyari kebeberapa tenda dan ada beberapa orang baik yang masih mempunyai Hi-Cook sisa (yang isinya masih lumayan banyak). Alhmadulillah, bisa untuk masak aer sekedar seduh mi, kopi, teh, dan susu coklat yang hangat. Tenda sudah berdiri, lalu kita masak aer dan meminum minuman hangat sambil ngobrol dan dengerin lagu.
Tenda Cowok
Tenda Cewek
Kayaknya Farhan kecapean, dia tidur duluan. Hujan turun pas malem, Alhamdulillah tendapun semua aman, gak kaya waktu kemping lalu yang tenda hampir bobrok. Udara lumayan dingin walau udah pake jaket dan sleeping bag Farhan, sedangkan Farhan rela kedinginan padahal dia lagi flu. Makasih sayang.
 Aku bangun duluan, kelaperan, akhirnya makan cemilan, dan gangguin tidur Farhan, akhirnya dia juga ikut bangun. Lalu kita ke kamar mandi sembari menghirup udara segar dan solat.

Matahari agak malu-malu untuk menampakkan silaunya, lalu kitapun masak air kembali untuk buat minuman hangat dan goreng sosis mi goreng andalan aku hihi, sembari pada pasang hammock. Kali ini, kita pasang 3 tingkat hammock. Lalu, kita tiduran di hammock lalu foto-foto, aku sama Farhan sempat buat video tutorial cara naik hammock bertingkat. Lihat video Farhan rasanya pengen ketawa terus. 
 
Hammock 3 Tingkat



Kekasih
Muka siapa yang paling judes?



Haha. Daaaaann sepertinya kita semua mulai lapar karena dari semalem kita hanya makan cemilan dan tadi pagi sarapan mi dan sosis mi goreng. Memang yaa, kalau kita gak boleh nyerah sama keadaan. Berawal dari Peo yang ingin buat kopi panas dan dia takut Hi-Cook nya abis, dia buat api dari bekas daun-daun dan ranting pohon pinus. Farhan lalu inisiatif cari ranting yang kuat yang bisa menopang beratnya nesti berisi air. Oke misi selesai, air mendidih dan kita mencoba masak nasi. Yakin? Bissmillah. Karena perlengkapan ngeliwet sudah komplit seperti beras, ikan teri, cabe, bawang merah, bawang putih, tomat, garem, sambel, timun dan juga jengkol >.<, sayangkan kalau itu semua harus dibawa pulang lagi, makanya kita nekat masak nasi di atas bara tadi dan masak lauk-pauknya di kompor yang gasnya tinggal (kayanya) sisa dikit. 

Primitif tapi Kreatif




Si Teteh sama Si Aa di sana, btw kepoin kita.Hihi


Aku yang deg-degan takut nasinya masih mentah tapi Alhamdulillah, semuanya matang dengan pas. Tidak ada yang tidak mungkin, dengan gas dan bara api seadanya, kita berempat bisa makan dengan kenyang. Bahagia banget deh asli.
 
Alhamdulillah enak...
Karena cuaca masih agak sedikit mendung, kita mengurungkan niat untuk ke Curug Cibadaknya. Lalu kita, bersiap beres-beres untuk pulang.
 
Akhirnya... :*





Rasanya senang luar biasa bisa kemping dan quality time sama pacar. Bisa bekerja sama dan kompromi dalam hal apapun yang membuat kita tahu sifat masing-masing.

Setelah itu kita semua mampir di rumah Peo, karena hujan cukup deras. Btw, selamat ulangtaun Peo. Haha. Pantesan dari kemaren kita semua pengennya bully elu mulu.





FYI. Ketika dateng, kita melaui jalan sawah lalu melewati yang ada bendungan sungai yang airnya kecil dan untuk pulang kita tidak boleh melalui jalan yang kita menyebrangi jembatan gantungnya. Karena konon katanya itu jalan milik sebuat PT (entah PT. apa itu). Walau tidak ada tulisan DILARANG melewati jalan tersebut, kita tetap tidak boleh lewat (aneh yah, mana kita tahu dan lagian kita tidak akan merusak ataupun mencuri apapun). Walau saat pertama kali kita dateng ke Suaka Elang beberapa bulan lalu, kita bisa pulang lewat jalan yang kita menyebrangi jembatan gantung tersebut.

Dan satu lagi masalah tiket. Tiket masuk Rp. 5.000 dan untuk kemping Rp. 7.500, tapi kita diharuskan bayar Rp. 20.000. Sisa Rp. 7.500 nya itu untuk kebersihan katanya. Dan ini juga resmi dari pemerintah juga katanya, padahal kita lihat dari kertas tiketnya tidak ada tulisan yang resmi dari pemerintah. Karena ada pengunjung yang komplain dengan harga tersebut, tapi memang benar kok, itu cukup mahal. Okelah wallahu’alam.

Kamis, 04 Agustus 2016

Selamat Jalan


Kamu itu bukan hanya sekedar teman atau bahkan sahabat, dalam hidup aku, aku tidak mengenal dua kata tadi. Yang aku tahu, kamu itu saudara aku. Kalau secara tali persaudaraan di dalam keluarga, kita memang bersaudara, yah walau saudara jauh.

Sejak SD, kita satu kelas dari kelas 1-6. Namun, tidak terlalu dekat. Kita hanya sama-sama tahu dan rumah berdekatan. Yah, namanya juga masih anak kecil yah. Kita lulus bareng dan masuk SMP bareng. Ternyata kelas 7 SMP kita satu kelas lagi, di situ aku baru mulai dekat sama kamu. Sering ngumpul dan kadang pulang bareng. Di kelas 8, entah awal mulanya dari mana, kita selalu berangkat sekolah bareng. Lucunya, sangking kecilnya badan kita, kita naek ojeg berdua. Cukup? Iyaps. Cukup. Haha. Tiap pagi, kamu selalu nyamper aku, kadang aku suka bete nunggu kamu kalo lama tapi nanti ilang lagi betenya. Hihi. Sampe kelas 9, kita selalu berangkat bareng dan kita lulus bareng juga.

Di titik sini, kita berdua mulai bingung mau masuk SMK mana. Aku masih inget, aku dateng ke rumah kamu, ketemu Umi kamu. Sempat ada percakapan singkat, umi kamu nanya “ Ena mau masuk kemana?” aku jawab “mau masuk ke SMK Negeri 4, pengen nyoba negeri, Mi.” Umi kami bilang “Si Eli mah masuk ke SMK YKTB, karena kebetulan ada sodaranya di situ.”. Dari situ kita beda sekolah El.

Selama sekolah itu kita ngga pernah ketemu, El. Oiya aku juga masih inget, kita gak sengaja ketemu di angkot. Waktu itu kebetulan aku naek angkot bareng Farhan juga. Kita sempat ngobrol singkat.

Lalu kita ketemu lagi pas saat reuni SD. Inget kanya, EL? Kita ke Kebun Raya, ke rumah wali kelas kita Ibu Sutinah. Setelah dari itu, kita gak pernah ketemu lagi. Kita berdua sudah mulai kerja, El. Sempat aku ngelamar ke tempat kerja kamu, El. Dan di stu aku juga ketemu kamu. Ngobrol-ngobrol. Dan kamu dengerin kebawelan aku karena bingung diterima apa ngga. Yah, walau akhirnya aku ga keterima kerja. Hihi.
Entah maksudnya apa, banyak rencana kita, El. kita yang niat maen buat sekedar jalan dan makan, kita yang janjian buat pulang kerja bareng, aku yang minta kamu maen ke rumah aku dan terakhir kamu minta lowongan kerjaan sama aku, El. aku sempat kasih info kamu, tapi mungkin kurang pas untuk kamu. Tapi sayang, semua rencana kita gagal, El. setelah dari itu kita juga gak ketemu lagi, kita susah ketemu, El. Lebaran belakangan ini kita selalu ketemu di pemakaman keluarga, kita hanya ketemu di situ, El. aku dengan keluarga aku dan kamu juga, kita ketemu di situ. Terakhir, lebaran tahun kemarin, di situ orang tua kamu masih lengkap.

Sampat suatu saat, beberapa bulan kemarin, aku dapet kabar dari Umi aku, Bapak kamu meninggal. Turut berduka cita, ya El. Dan setelah dua minggu itu, aku kaget Umi kamu juga ikut Bapak kamu. Aku gal bisa bayangin kalau aku ada di posisi kamu. Saat itu, aku ucapin belasungkawa via BBM, sayang BBM kamu gak aktip.

Sampai pada tanggal 23 Januari 2016, kamu message aku di Facebook. Kamu bilang aku gak ada kabar dan kita tukeran pin BBM. Lalu, kita chat di BBM, EL. ngobrol ngaler ngidul, rencana ini itu, ngomongin berat badan, dan lain-lain. Kamu tau kan El, aku hari sabtu kuliah dari jam 1 siang sampai jam 10 malem.
Waktu itu hari Sabtu, aku berangkat kuliah seperti biasa. Walau sebenernya aku tau dosen pertama ga akan masuk kelas, harusnya aku ga usah berangkat ke kampus. Tiba-tiba jam 3 sore, ada bunyi BBM, aku liat dari temen aku Dewi. Dia nge-ping beberapa kali, aku baca lagi dan ternyata dia nanya soal kepergian kamu. Aku sempat kesal sama Dewi, kenapa bisa nanya itu. Tapi dari situ aku terus tanya-tanya sama yang lain. Aku sempat masuk kelas kedua dengan pikiran yang campur aduk, sampai akhirnya aku dapet kabar yang membenarkan kabar itu. Seketika aku izin untuk pulang. Sayang, sampai di rumah aku magrib dan gak sempet liat kamu untuk yang terakhir kalinya, El. aku Cuma bisa nangis di depan Umi aku dan Teteh kamu, El. Yang buat aku nambah sedih, Teteh kamu bilang kamu selalu cerita semua hal tentang kamu dan aku. Sakit hati, El, kenapa kita gak pernah jadi ketemu.

Jujur, sampai sekarang aku masih ngga nyangka, aku masih berpikir ini mimpi. Aku masih ngerasa kamu masih ada di sini, El. Alloh lebih sayang kamu, aku sayang kamu juga, El. Maafin aku yang cuma ngasih janji ini itu. InsyaAlloh aku ikhlas, El, nanti kita ketemu di pemakaman lagi ya, El, tapi dengan kondisi yang beda, aku nyekar ke kamu. Aku yakin kamu bahagia di sana, bisa kumpul sama Umi Bapak kamu, El. Pesen aku, gemuk ya kamu, El, disana. Selamat jalan.

*Tadinya aku nulis sampai di atas aja. Tapi ternyata kemaren malem aku mimpiin kamu. Kamu duduk di kamar aku, kamu bilang “Minal aidin ya, Na.” Sambil kamu jabat tangan aku. Di dalem mimpi kamu gemuk, El, cantik pake baju putih. Aku seneng bisa ketemu kamu lagi walau cuma dimimpi. Alhamdulillah.

Nyapih Minara

Meng-ASI-hi Minara Kembali, kekuatan afirmasi positif. Semua doa-doa baik saya sebutkan sejak Minara belum ada di perut saya. Mungkin kalau ...