Hi Suaka Elang, kita berjumpa
lagi. Nah, untuk memanfaatkan libur sabtu-minggu kali ini kita kemping lagi di
Suaka Elang, Loji. Setelah beberapa bulan lalu kita berdua kemping bareng
temen-temen cowo kuliah Farhan, kali ini kita kemping bareng temen SMK kita
berdua yaitu Armansyah a.k.a Peo dan satu teman cewenya Fawuziah. Sejenis napak tilas. Kali ini kita
kemping berempat, karena kalo berdua masih belum boleh.
Singkat cerita, kita sampai di
lokasi pas adzan Magrib, jadi kita istirahat sambil solat dulu. Lalu lanjut
untuk pasang tenda takut keburu hujan. Tak lama gerimis turun. Sembari nunggu
para cowo pasang 2 tenda, aku dan Fawu berniat mau memasak air, dan taraaaaaa
Hi-Cook lupa dibawa oleh Peo. Peo yang dapat kebagian tugas bawa itu sepanjang
malem sampe pulang kita bully (don’t try, Oke!). Karena tanah basah dan udara
juga dingin, tidak memungkinkan kita untuk mencari kayu bakar. Akhirnya, aku
dan Fawu (biasanya cewe gampang dapet bantuan) coba nyari ke tempat pembelian
tiket masuk, ternyata kurang beruntung (kurang bersahabat orang-orangnya), kita
coba nyari kebeberapa tenda dan ada beberapa orang baik yang masih mempunyai
Hi-Cook sisa (yang isinya masih lumayan banyak). Alhmadulillah, bisa untuk
masak aer sekedar seduh mi, kopi, teh, dan susu coklat yang hangat. Tenda sudah berdiri,
lalu kita masak aer dan meminum minuman hangat sambil ngobrol dan dengerin
lagu.
![]() |
| Tenda Cowok |
![]() |
| Tenda Cewek |
Kayaknya Farhan kecapean, dia tidur duluan. Hujan turun pas malem,
Alhamdulillah tendapun semua aman, gak kaya waktu kemping lalu yang tenda
hampir bobrok. Udara lumayan dingin walau udah pake jaket dan sleeping bag
Farhan, sedangkan Farhan rela kedinginan padahal dia lagi flu. Makasih sayang.
Aku
bangun duluan, kelaperan, akhirnya makan cemilan, dan gangguin tidur Farhan, akhirnya dia juga ikut bangun. Lalu
kita ke kamar mandi sembari menghirup udara segar dan solat.
Matahari agak malu-malu untuk
menampakkan silaunya, lalu kitapun masak air kembali untuk buat minuman hangat dan
goreng sosis mi goreng andalan aku hihi, sembari pada pasang hammock. Kali ini,
kita pasang 3 tingkat hammock. Lalu, kita tiduran di hammock lalu foto-foto, aku
sama Farhan sempat buat video tutorial cara naik hammock bertingkat. Lihat
video Farhan rasanya pengen ketawa terus.
![]() |
| Kekasih |
![]() |
| Muka siapa yang paling judes? |
Haha. Daaaaann sepertinya kita semua
mulai lapar karena dari semalem kita hanya makan cemilan dan tadi pagi sarapan
mi dan sosis mi goreng. Memang yaa, kalau kita gak boleh nyerah sama keadaan.
Berawal dari Peo yang ingin buat kopi panas dan dia takut Hi-Cook nya abis, dia
buat api dari bekas daun-daun dan ranting pohon pinus. Farhan lalu inisiatif
cari ranting yang kuat yang bisa menopang beratnya nesti berisi air. Oke misi
selesai, air mendidih dan kita mencoba masak nasi. Yakin? Bissmillah. Karena
perlengkapan ngeliwet sudah komplit seperti beras, ikan teri, cabe, bawang
merah, bawang putih, tomat, garem, sambel, timun dan juga jengkol >.<,
sayangkan kalau itu semua harus dibawa pulang lagi, makanya kita nekat masak
nasi di atas bara tadi dan masak lauk-pauknya di kompor yang gasnya tinggal (kayanya)
sisa dikit.
![]() |
| Primitif tapi Kreatif |
![]() |
| Si Teteh sama Si Aa di sana, btw kepoin kita.Hihi |
Aku yang deg-degan takut nasinya masih mentah tapi Alhamdulillah,
semuanya matang dengan pas. Tidak ada yang tidak mungkin, dengan gas dan bara
api seadanya, kita berempat bisa makan dengan kenyang. Bahagia banget deh asli.
Karena cuaca masih agak sedikit
mendung, kita mengurungkan niat untuk ke Curug Cibadaknya. Lalu kita, bersiap
beres-beres untuk pulang.
Rasanya senang luar biasa bisa
kemping dan quality time sama pacar. Bisa bekerja sama dan kompromi dalam hal
apapun yang membuat kita tahu sifat masing-masing.
Setelah itu kita semua mampir di rumah Peo, karena hujan cukup deras. Btw, selamat ulangtaun Peo. Haha. Pantesan dari kemaren kita semua pengennya bully elu mulu.
FYI. Ketika dateng, kita melaui
jalan sawah lalu melewati yang ada bendungan sungai yang airnya kecil dan untuk
pulang kita tidak boleh melalui jalan yang kita menyebrangi jembatan
gantungnya. Karena konon katanya itu jalan milik sebuat PT (entah PT. apa itu).
Walau tidak ada tulisan DILARANG melewati jalan tersebut, kita tetap tidak
boleh lewat (aneh yah, mana kita tahu dan lagian kita tidak akan merusak
ataupun mencuri apapun). Walau saat pertama kali kita dateng ke Suaka Elang
beberapa bulan lalu, kita bisa pulang lewat jalan yang kita menyebrangi
jembatan gantung tersebut.
Dan satu lagi masalah tiket.
Tiket masuk Rp. 5.000 dan untuk kemping Rp. 7.500, tapi kita diharuskan bayar
Rp. 20.000. Sisa Rp. 7.500 nya itu untuk kebersihan katanya. Dan ini juga resmi
dari pemerintah juga katanya, padahal kita lihat dari kertas tiketnya tidak ada
tulisan yang resmi dari pemerintah. Karena ada pengunjung yang komplain dengan
harga tersebut, tapi memang benar kok, itu cukup mahal. Okelah wallahu’alam.



















Tidak ada komentar:
Posting Komentar