Sabtu, 31 Desember 2016

Last Day In Bali

Tinggal satu hari lagi udah 2017 aja. Waktu cepat berlalu. 2016 ini yang berkesan adalah bisa mengunjungi Bali, ngga tanggung-tanggung 6 hari berada di sini.

Hal yang pertama dirasain saat berkunjung di sini yaitu orang-orangnya yang ramah, adat istiadat yang sangat melekat, dan alamnya yang indah. Indonesia emang kaya akan keindahan alamnya.

Hari ini, saya hari terakhir berada di Bali. Bakal kangen banget sih. Tapi, saya harus pamit. Semoga Alloh memberi rezeki untuk saya bisa kembali ke Bali menikmati pesona alam yang lainnya.

Semaleman kemaren saya packing semua barang saya dan agar tidak ada yang ketinggalan, sampe-sampe Mba Fitri dengan setia membantu menata koper saya. Semua aman. Lanjut istirahat.

Pukul 08.00 WITA kami sudah standby depan hotel untuk dijemput menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai. Tak perlu memakan waktu lama, + 15 menit kami sudah sampai. Sampai jumpa Bali.

Bissmillah, terbang menuju Bogor dan bertemu dengan semua hal tentang Bogor. Akupun rindu.



Jumat, 30 Desember 2016

Day 5 : Explore Bali

Nggak terasa sudah hari kelima saya ada di Bali.
Hari ini agak sedikit santai, karena perjalanan dimulai pukul 12,00 WITA. Santaaaiii, bisa bangun siang. HAHA.

Hari kelima
Perut mulai lapar dan pihak travel mengajak kami makan siang di Ayam Betutu Gilimanuk Restoran. Cuaca sangat panas dan Bali mulai macet, efek mau tahun baru mungkin yaaa.

Source : Google
Oiya... Aku pilih ayam Betutu kuah. Awalnya aku liat penampilan kuahnya seperti soto kuning Bogor, sempet nolak, namun atas rekomendasi Pa Nico dan saya coba kuahnya ternyata rasanya beda. Maaf yaa karena saya memang kurang suka kuah bersantan. Alhamdulillah, ini makanan tersegar yang saya rasakan di Bali, seperti biasa menunya ada nasi putih, ayam betutu kuah dan plecing kangkung. Sampe lupa untuk foto makanannya, saya ambil dari mbah google aja ya.




Setelah kenyang, kami lanjutkan perjalanan. 4 hari kemaren kami bermain di outdoor dan kali ini seharian kami bermain indoor, pertama kami ke DMZ 3 Dimensi Meseum, tidak jauh dari lokasi hotel. Di sini banyak lukisan-lukisan yang 3 dimensi (yups sesuai namanya). Meseumnya luas cocok bange buat suka foto-foto, tapi di sini saya tidak terlalu menikmati karena badan cukup lelah. Dan karena momennya pas saat liburan akhir tahun, jadi di dalam sangat ramai sekali. Untuk harga dan penjelasannya bisa cek di sini.


Setelah ini seharusnya kami langsung diantar ke Jogger, namun kayanya travel ngasih bonus ke kami yaitu untuk mengunjungi ke suatu tempat dimana semuanya terbalik please ini dunia terbalik (?). Yang kedua kami mengunjungi Upside Down world Bali yang baru diresmiin pada tanggal 01 Maret 2016, yang letaknya berada di Jalan Bypass Ngurah Rai Pemogan Nomor 726. setelah masuk kesini kalian jangan pusing yaaa. Dan untuk penjelasan lebih jelasnya juga kalian bisa cek di sini.


Setelah puas dan rasanya kok pusing karena semuanya terbalik tapi seru kok, travel membawa kami ke pusat oleh-oleh Bali Jogger Bali. Berhubung oleh-oleh untuk seluruh keluarga sudah komplit dan saya tidak sanggup untuk mengantri di sini karena cuacanya yang bikin laper. Maka saya putusan mencari baso. Hmmm, laper lagi.

Setelah yang lain puas belanja dan saya kenyang. Berhubung lokasi Jogger tidak jauh dari hotel. Maka kamipun jalan kaki ke hotel. Lalu, istirahat.
Besok, hari keenam. Yup, besok hari terakhir.,,

Kamis, 29 Desember 2016

Day 4 : Explore Bali

Di sini
Saya sih kemana-mana rasanya kurang lengkap kalau gak bawa oleh-oleh. Nah, berhubung ini pertama kali saya ke Bali jadi banyak juga saudara sama teman di Bogor titip oleh-oleh. Kayanya gak komplit kalau gak bawa oleh-oleh. Next, mungkin kalau ke Bali lagi lagi ngga akan sebanyak ini. Aamiin ke Bali lagi.

Hari keempat




Bangun pagi dan siap-siap lalu sarapan. Kok makin lama saya makin ga napsu sarapan di hotel ya. Bosen.
google
Langsung berangkat aja kali yuks. Nah, kali ini kita mau shopping. Wkwkw. Sebenernya mengenai belanja-belanja, saya tuh perhitungan banget. BANGET. HAHA. Berhubung oleh-oleh yang mau dibawa cukup banyak seperti yang saya tulis tadi di atas, sampe-sampe aku buat list. Otomatis, saya harus nyari tempat yang murah tapi kualitas oke punya. Bli Edi akhirnya bawa kita ke Pasar Seni Sukowati. Di sini saya hanya membeli sedikit cendera mata yang saya pilih, tapi masih kurang. Karena masih ada tempat yang harus kami kunjungi, jadi di sini kami tidak bisa lama-lama. Kami kembali ke ELF (kendaraan yang kami pakai mengelilingi Bali).


Festival Payung Taman Nusa



Tempat selanjutnya kita ke Taman Nusa Ubud Bali, hm di sini hampir sama kaya TMII, jadi ada museuem dan banyak anjungan. Tempatnya luas banget, kami mengelilis Nusa bali dengan jalan kaki. Setelah puas mengelilingi Taman Nusa Ubud, kami lanjutkan ke Bali Pulina. Oiya, ntuk lebih lengkapnya tentang Taman Nusa Bali, kalian bisa cek di sini
Bali Pulina berada di daerah Tegalalang, jalan menuju ke sini, Bali mendung dan gerimis. Di sini kami bisa mecicipi kopi luwak yang terkenal dan menikmati pemandangan yang indah. Enak juga nih Bali geirimis denga udara sejuk dan saya encicipi kopi (padahal gak terlalu suka kopi) dan hmmm, beli oleh-oleh kopi buat si Bapa boleh juga. Namuuuunnnn.... saya sangat kecewa dateng ke sini, entah karena apa dan ada apa, rombongan kami tidak bisa masuk. Oke, kami hanya sampai parkirinya saja. Sesuai jadwal seharusnya kami ke Bli Pulina lanjut maen ke Tegalalang namun kami terutama saya menolak. 


Kami memilih makan saja dan tempat makan yang kami datangi yaitu Sawah Indah- Ubud Bali. Kami makan di saung-saung dengan pemandangan sawah yang luas. Setelah kenyang kami memutuskan untuk kembali ke hotel.
 
 








Tapi, untuk permintaan maaf dari pihak travel karena hal tadi di atas, Bli Edi ajak kami ke Krisna tanpa batasan waktu. Krisna itu adalah toko belanja oleh-oleh Bali yang buka 24 jam. Dengan tempat yang nyaman, luas, rapi dan yang pasti tidak antri, efek ngga sanggup ngantri yang amat panjang di Jogger, dan harganya yang cukup mahal juga sih. Hehe. Harga-harga di sini juga cukup murah. Jadi dengan kualitas yang oke dan harga yang terjangkau. Akupun bahagia. HEHE. Aku beli banyak sisa oleh-oleh di sini. Ada makanan, kopi, cenderamata, baju, dan lain-lain.
Setelah puas berbelanja lalu kita lanjut ke hotel dan istirahat.
Tidur agak sedikit nyenyak karena tanpa mikirin oleh-oleh lagi.


Selamat malam.

Rabu, 28 Desember 2016

Day 3 : Explore Bali



Desember... apa yang anda bayangkan dengan bulan ini? Yups, cuaca. Hujan akan sering turun. Kecuali ya di Bogor, dari awal sampai akhir bulan akan turun hujan terus, walaupun itu musim kemarau.

Setiap hari Rabu, di sepanjang jalan dan halaman rumah warga Bali sedang ada upacara adat

Hari ketiga
Seperti biasa bangun pagi (padahal paling telat bangunnya) saya langsung mandi air hangat (lagi). Turun ke bawah dan sarapan. Lagi-lagi sarapan di hotel kurang menggairahkan. Hupt.

Pagi diawali dengan gerimis yang hangat. Cuaca yang buruk menggagalkan rencana kita untuk bangun pagi buta untuk melihat si lumba-lumba di Pantai Lovina.

Bali Tour me-reschedule ulang, Pantai Lovina diganti dengan mengunjungi Pura Ulun Danu Beratan. Saya sangat penasaran dengan tempat ini, karena salah satu pura yang ada di sini mendapat tempat spesial dimata uang Indonesia yakni pecahan 50.000 Rupiah. Akhirnya kesampaian foto langsung uang 50.000 dengan pemandangan aslinya. Seneng, alhamdulillah. Sebelumnya kami semua makan di Restaurant Ulun Danu Beratan Buffet Lunch. Setelah kenyang menyantap sate daging gulungnya Bali, sangking lapernya karena pagi cuma sarapan nasi sayur sejumput, saya langsung makan dengan lahap tanpa dokumentasikan makanannya hehe. lalu kami langsung menikmati pura dan danau yang diselimuti kabut indah.
 


❤❤♡♡♡♡❤❤♡♡

Tak berhenti melihat Pura Ulun Danu, kami melanjutkan perjalanan ke waterfall Gitgit Buleleng Bali. Dari Pura Ulun Danu menuju air terjun ini kami terjebak macet yang sangat panjang. Lebih dari satu jam kami sampai parkir dan melakukan perjalanan kaki + 50 m.Rute yang kami lewati tidak se-ekstrim perjalanan kita di beberapa air terjun yang ada di Bogor, kami hanya melewati banyak tangga jalan setapak dengan pemandangan hutan yang hijau, kebun cengkeh, kebon kopi dan beberapa kios jajanan dan souvenir yang tersusun rapih. 



Di sini saya tidak merasa lelah. Setelah melewati perjalanan air terjun setinggi 48 m ini bisa saya nikmati. Sebenarnya daerah sini masih ada beberapa air terjun lainnya namun waktu yang kami punya tidak cukup. Hembusan air lembut yang mengelus seluruh badan membuat saya segar dan rasanya aaahhh kok rindu Bogor (lagi).


Puas dengan kesegaran air Terjun Gitgit, masih ada lokasi wisata terakhir untuk mengakhiri perjalanan hari ini, yaitu Tanah Lot. Hhmmmm penasaraaaannn.

Sampai dilokasi cukup sore, sayang cuaca mendung sunset yang diharapkan tak kunjung datang.

Ada beberapa pura juga di sini. Bali memang terkenal dengan kentalnya budaya dan agama. Dan di Tanah Lot inipun mempunyai sejarah yang menarik untuk disimak.


Sejarah
Sejarah Pura Tanah Lot Bali Indonesia berdasarkan legenda, dikisahkan pada abad ke -15, Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra melakukan misi penyebaran agama Hindu dari pulau Jawa ke pulau Bali.
Pada saat itu yang berkuasa di pulau Bali adalah Raja Dalem Waturenggong. Beliau sangat menyambut baik dengan kedatangan dari Dang Hyang Nirartha dalam menjalankan misinya, sehingga penyebaran agama Hindu berhasil sampai ke pelosok – pelosok desa yang ada di pulau Bali.
Dalam sejarah Tanah Lot, dikisahkan Dang Hyang Nirartha, melihat sinar suci dari arah laut selatan Bali, maka Dang Hyang Nirartha mencari lokasi dari sinar tersebut dan tibalah beliau di sebuah pantai di desa yang bernama desa Beraban Tabanan.
Pada saat itu desa Beraban dipimpin oleh Bendesa Beraban Sakti, yang sangat menentang ajaran dari Dang Hyang Nirartha dalam menyebarkan agama Hindu. Bendesa Beraban Sakti, menganut aliran monotheisme.
Dang Hyang Nirartha melakukan meditasi di atas batu karang yang menyerupai bentuk burung beo yang pada awalnya berada di daratan.
Dengan berbagai cara Bendesa Beraban ingin mengusir keberadaan Dang Hyang Nirartha dari tempat meditasinya.
Menurut sejarah Tanah Lot berdasarkan legenda Dang Hyang Nirartha memindahkan batu karang (tempat bermeditasinya) ke tengah pantai dengan kekuatan spiritual. Batu karang tersebut diberi nama Tanah Lot yang artinya batukarang yang berada di tengah lautan.
Semenjak peristiwa itu Bendesa Beraban Sakti mengakui kesaktian yang dimiliki Dang Hyang Nirartha dengan menjadi pengikutnya untuk memeluk agama Hindu bersama dengan seluruh penduduk setempat.
Dikisahkan di sejarah Tanah Lot, sebelum meninggalkan desa Beraban, Dang Hyang Nirartha memberikan sebuah keris kepada bendesa Beraban. Keris tersebut memiliki kekuatan untuk menghilangkan segala penyakit yang menyerang tanaman.
Keris tersebut disimpan di Puri Kediri dan dibuatkan upacara keagamaan di Pura Tanah Lot setiap enam bulan sekali. Semenjak hal ini rutin dilakukan oleh penduduk desa Beraban, kesejahteraan penduduk sangat meningkat pesat dengan hasil panen pertanian yang melimpah dan mereka hidup dengan saling menghormati.

Legenda
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa, yaitu Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu, penguasa Tanah Lot yang bernama Bendesa Beraben merasa iri kepadanya karena para pengikutnya mulai pergi untuk mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben kemudian menyuruh Danghyang Nirartha meninggalkan Tanah Lot. Danghyang Nirartha menyanggupi, tetapi sebelumnya ia dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhirnya disebutkan bahwa Bendesa Beraben menjadi pengikut Danghyang Nirartha. (Source : Di sini)

Cerita di atas berikut merupakan cerita singkat yang ada di Bali. Saatnya saya menikmati deburan ombak dan segarnya angin yang menyapa sore ini.

 



By the way, karena aku juga rindu Bogor, sebelum menikmati indahnya pantai dan pura ada video call yang masuk dari si Aa di Bogor, ternyata ada si Cipa.... I miss you my little sist!!


Kami pun kembali ke elf (mobil yang setia menemani kami selama di Bali) menuju tempat makan
Ayam Taliwang. Ini sebenarnya masakan asli Lombok. *karena ngarep next bisa berkunjung ke Lombok* hari mulai gelap, dan kami bersiap kembali ke hotel. tidur yang nyenyak karena masih ada hari ke-4, ke-5 dan ke-6.

Selamat malam Bali...



Nyapih Minara

Meng-ASI-hi Minara Kembali, kekuatan afirmasi positif. Semua doa-doa baik saya sebutkan sejak Minara belum ada di perut saya. Mungkin kalau ...