Waktu akan terus berputar. Senang, sedih, bahagia, ribut, ketawa, nangis, rindu. Ah, semuanya telah terlewati. Dari zaman masih sama-sama sekolah, beda kelas, sekelas, kuliah, kerja, kuliah. Saat kita mau jalan-jalan kemanapun, masih minta uang jajan dari orang tua. Maklum masih belum berpenghasilan, mungkin kita terlalu menikmati rasa jatuh cinta.
Saat masih sekolah, dia sering ajak aku makan dipinggir jalan tol Ciawi untuk makan siomay. Saat itu satu itu, satu porsi harganya Rp. 5.000. Hampir tiap minggu, sepulang sekolah kita makan di situ. Aku gak malu diajak makan kayak gitu. Aseli, it’s memorable banget.
Selain itu, dia juga sering ajak main ke Kebun Raya, Puncak, Ciseeng, Air Mancur, Sempur, kemanapun aku ikut. Aku mau. Aku anggap sering, karena saat itu kita belum berpenghasilan. Sekarang aku rindu. Walau kita sekarangpun suka jalan-jalan, kemping, piknik, tapi agak susah, tiap aku mau ke suatu tempat dia susah aku ajak, gak tau kenapa. Kadang iri sama temen-temennya. Kemanapun pasti dia, mau. Aku memang masih harus bersyukur, karena dia memang jauh dari kata merokok walau dia pernah cerita zaman SMP pernah nyoba sekali, tawuran, bolos sekolah, dan deket sama cewe (gak tau deh kalo masih suka deket sama cewe laen apa ngga, karena beberapa kali pernah kepergok dan walau hanya chat dan save kontaknya doang). Mungkin itu semua aku tidak usah khawatir, aku percaya, tapi untuk soal cewe laen aku sangat muak dan mungkin diapun sama akan muak kalau aku dekat dengan cowo lain. Dan ini memang agak aneh sih, aku juga cemburu sama temen-temen cowo dia. Bukan aku melarang dia main sama temen-temennya itu. Tapi, aku berharap dia bisa berlaku adil tanpa menyinggung perasaan aku ini. Semandiri apapun aku, aku juga "wanita".
Mungkin ini berlebihan, hmm.. sangat berlebihan. Tapi, ini memang apa yang aku rasain.
Aku akui, sekarang aku egois.
Maaf karena aku sudah jatuh cinta kepadamu yang membuat aku lelah untuk mencari dan maaf untuk keegoisanku yang tak pernah tahu batas sabar.
Maaf karena aku sudah jatuh cinta kepadamu yang membuat aku lelah untuk mencari dan maaf untuk keegoisanku yang tak pernah tahu batas sabar.
Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar